Kisah Penerus Dinasti Mataram ini merupakan hasil imajinasi penulis dalam mendekonstruksikan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi dalam kurun waktu tiga perempat abad lalu 78 tahun sejak Kasultanan Mataram runtuh pada 28 Juni 1677 hingga raja ke 3 Kasunanan Kartasura dan berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada 23 Februari 1755 hingga wafatnya raja pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Mendekonstruksikan sejarah sebagai peristiwa menjadi sejarah sebagai kisah merupakan sebuah upaya penyajian kembali segala kenyataan yang terjadi di masa lalu tentang bagaimana tindakan tindakan para pelaku sejarah di zamannya yang terlibat menjalani dan menyelesaikan persoalan yang harus dihadapinya bersama sama dengan komunitas di sekitarnya sehingga lakon jalan ceritera kisahnya lebih menggambarkan realitas kehidupan para pelaku sejarah yang bersangkutan Peristiwa sejarah yang tadinya hanya sekadar dianggap sebagai sesuatu hal yang obyektif kenyataan yang terjadi diubah cara pemahamannya dengan menganggapnya sebagai sesuatu yang bernilai objektivitas peristiwa nyata yang bermakna penting Bukan lagi hanya sebagai tabularasa daftar tabel peristiwa sejarah yang hanya menunjukkan kejadian sejarah belaka Kisah Penerus Dinasti Mataram ini merupakan hasil imajinasi penulis dalam mendekonstruksikan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi dalam kurun waktu tiga perempat abad lalu 78 tahun sejak Kasultanan Mataram runtuh pada 28 Juni 1677 hingga raja ke 3 Kasunanan Kartasura dan berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada 23 Februari 1755 hingga wafatnya raja ...pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Mendekonstruksikan sejarah sebagai peristiwa menjadi sejarah sebagai kisah merupakan sebuah upaya penyajian kembali segala kenyataan yang terjadi di masa lalu tentang bagaimana tindakan tindakan para pelaku sejarah di zamannya yang terlibat menjalani dan menyelesaikan persoalan yang harus dihadapinya bersama sama dengan komunitas di sekitarnya sehingga lakon jalan ceritera kisahnya lebih menggambarkan realitas kehidupan para pelaku sejarah yang bersangkutan Peristiwa sejarah yang tadinya hanya sekadar dianggap sebagai sesuatu hal yang obyektif kenyataan yang terjadi diubah cara pemahamannya dengan menganggapnya sebagai sesuatu yang bernilai objektivitas peristiwa nyata yang bermakna penting Bukan lagi hanya sebagai tabularasa daftar tabel peristiwa sejarah yang hanya menunjukkan kejadian sejarah belaka