SEBUAH PEMBELAJARAN POLITIK: Berakhirnya Kekuasaan Soekarno, Suharto, dan Habibie dalam Lintasan Sejarah Timor Timur

Deskripsi Buku

I Destabilisasi Politik Rongrongan Terhadap Soekarno B J Habibie yang sudah tidak lagi menjadi Presiden RI dalam tatap muka pada Juli 2005 dengan para pemuda pelajar mahasiswa di Konsulat Jenderal RI New York City memberi sekaligus menitipkan pesan atas isu Timor Timur masa lalu termasuk kepada semua komponen bangsa para petinggi militer dan politisi Indonesia bahwa keputusan cepat harus diambil pada saat itu untuk menyelamatkan Indonesia akibat krisis ekonomi Asia tahun 1998 yang telah mengarah ke instabilitas politik dan keamanan negara Meskipun NKRI harga mati namun juga diingatkan akan esensi wilayah atau teritorial Indonesia yang telah ditetapkan para pendiri bangsa Diskusi berjalan selama dua jam yang semuanya terekam namun tidak selengkap dan seakurat yang terdapat dalam buku yang ditulisnya kemudian Detik Detik Yang Menentukan Seandainya ada yang menanyakan dalam diskusi itu mengapa kita harus melakukan invasi ke Timor Timur beliau akan menjawab atau jika tidak saya yang akan menambahkan bahwa trauma pemberontakan komunis tahun 1948 dan 1965 belum dapat menghilangkan histeria antikomunis pada saat itu Fretilin yang mendominasi Timor Timur pada tahun 1975 telah diberi stigma identik dengan komunis Terlebih lagi dengan kekalahan Amerika Serikat di Vietnam pada tahun yang sama Dalam wawancara dengan media Australia di Paris pada tahun 2008 Habibie kembali menegaskan bahwa Timor Timur sama sekali bukan wilayah Hindia Belanda Dari hasil wawancara selengkapnya saya sampai pada suatu kesimpulan bahwa Prof Habibie telah memahami isu Timor Timur jauh lebih komprehensif ketimbang saat menjadi Presiden 1I Destabilisasi Politik Rongrongan Terhadap Soekarno B J Habibie yang sudah tidak lagi menjadi Presiden RI dalam tatap muka pada Juli 2005 dengan para pemuda pelajar mahasiswa di Konsulat Jenderal RI New York City memberi sekaligus menitipkan pesan atas isu Timor Timur masa lalu termasuk kepada semua komponen bangsa para petinggi ...militer dan politisi Indonesia bahwa keputusan cepat harus diambil pada saat itu untuk menyelamatkan Indonesia akibat krisis ekonomi Asia tahun 1998 yang telah mengarah ke instabilitas politik dan keamanan negara Meskipun NKRI harga mati namun juga diingatkan akan esensi wilayah atau teritorial Indonesia yang telah ditetapkan para pendiri bangsa Diskusi berjalan selama dua jam yang semuanya terekam namun tidak selengkap dan seakurat yang terdapat dalam buku yang ditulisnya kemudian Detik Detik Yang Menentukan Seandainya ada yang menanyakan dalam diskusi itu mengapa kita harus melakukan invasi ke Timor Timur beliau akan menjawab atau jika tidak saya yang akan menambahkan bahwa trauma pemberontakan komunis tahun 1948 dan 1965 belum dapat menghilangkan histeria antikomunis pada saat itu Fretilin yang mendominasi Timor Timur pada tahun 1975 telah diberi stigma identik dengan komunis Terlebih lagi dengan kekalahan Amerika Serikat di Vietnam pada tahun yang sama Dalam wawancara dengan media Australia di Paris pada tahun 2008 Habibie kembali menegaskan bahwa Timor Timur sama sekali bukan wilayah Hindia Belanda Dari hasil wawancara selengkapnya saya sampai pada suatu kesimpulan bahwa Prof Habibie telah memahami isu Timor Timur jauh lebih komprehensif ketimbang saat menjadi Presiden 1

Style

Detail Buku