Buku Arsitektur Urbanitas dan Pendidikan Budaya Berkota ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa semakin berkembangnya masalah sosial di perkotaan yang mengindikasikan semakin melemahnya modal sosial dalam masyarakat perkotaan Jika dikaitkan dengan konteks kota dan budaya hidup kekotaan urbanitas penyebab kemiskinan modal sosial masyarakat kota dapat ditelaah dari dua sisi Pertama ketidaksiapan tataan sistem ruang dan spasial kota Kedua adanya ketidaksiapan dan ketidaktahuan masyarakat tentang esensi budaya berkota urban being Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perancangan dan penataan kota yang baik pada satu sisi dan esensi budaya berkota pada sisi lainnya menjadi penting untuk mendorong penguatan modal sosial yang kemudian akan berdampak pula pada penguatan ekonomi masyarakat Atas dasar itu buku ini memfokuskan kepada permasalahan penataan kota besar dan pendidikan untuk menjadi warga kota yang baik Buku ini dikembangkan dari sebuah penelitian yang mengusung topik Arsitektur Urbanitas dan Modal Sosial Pengembangan Model Penataan Kota dan Pendidikan Budaya Berkota di Indonesia Bagi Penguatan Modal Sosial Masyarakat Penelitian dalam skema Strategis Nasional STRANAS ini dibiayai oleh Dana DIPA Dikti Kemendikbud tahun 2012 dan 2013 Tentu saja banyak pihak yang terlibat dalam penulisan buku ini meskipun kualitas akhirnya sepenuhnya merupakan tanggung jawab kami Oleh sebab itu ada dua hal yang ingin disampaikan Pertama semoga buku ini dengan segala kekurangannya dan karena itu juga membutuhkan banyak kritik bermanfaat bagi para pembaca publik arsitektur dan kota penentu kebijakan serta masyarakat umum Kedua kami ingin menyatakan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu penulisan buku ini Buku ini merupakan hasil penelitian yang diharapkan memberi kontribusi terhadap pengembangan diskursus akademis dalam lingkup sosio arsitektur dan kota serta teori dan kritik arsitektur Selanjutnya perlu pula dijelaskan bahwa penelitian ini didasarkan kepada basis teoritik yang kemudian diuji secara empirik yang hasilnya diharapkan bermanfaat paling tidak dalam lima hal pula Buku Arsitektur Urbanitas dan Pendidikan Budaya Berkota ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa semakin berkembangnya masalah sosial di perkotaan yang mengindikasikan semakin melemahnya modal sosial dalam masyarakat perkotaan Jika dikaitkan dengan konteks kota dan budaya hidup kekotaan urbanitas penyebab kemiskinan modal sosial masyarakat kota dapat ditelaah dari dua sisi Pertama ketidaksiapan tataan ...sistem ruang dan spasial kota Kedua adanya ketidaksiapan dan ketidaktahuan masyarakat tentang esensi budaya berkota urban being Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perancangan dan penataan kota yang baik pada satu sisi dan esensi budaya berkota pada sisi lainnya menjadi penting untuk mendorong penguatan modal sosial yang kemudian akan berdampak pula pada penguatan ekonomi masyarakat Atas dasar itu buku ini memfokuskan kepada permasalahan penataan kota besar dan pendidikan untuk menjadi warga kota yang baik Buku ini dikembangkan dari sebuah penelitian yang mengusung topik Arsitektur Urbanitas dan Modal Sosial Pengembangan Model Penataan Kota dan Pendidikan Budaya Berkota di Indonesia Bagi Penguatan Modal Sosial Masyarakat Penelitian dalam skema Strategis Nasional STRANAS ini dibiayai oleh Dana DIPA Dikti Kemendikbud tahun 2012 dan 2013 Tentu saja banyak pihak yang terlibat dalam penulisan buku ini meskipun kualitas akhirnya sepenuhnya merupakan tanggung jawab kami Oleh sebab itu ada dua hal yang ingin disampaikan Pertama semoga buku ini dengan segala kekurangannya dan karena itu juga membutuhkan banyak kritik bermanfaat bagi para pembaca publik arsitektur dan kota penentu kebijakan serta masyarakat umum Kedua kami ingin menyatakan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu penulisan buku ini Buku ini merupakan hasil penelitian yang diharapkan memberi kontribusi terhadap pengembangan diskursus akademis dalam lingkup sosio arsitektur dan kota serta teori dan kritik arsitektur Selanjutnya perlu pula dijelaskan bahwa penelitian ini didasarkan kepada basis teoritik yang kemudian diuji secara empirik yang hasilnya diharapkan bermanfaat paling tidak dalam lima hal pula