Terumbu Karang di Cagar Alam Pulau Sempu: Biologi, Ekologi, dan Konservasi

Terumbu Karang di Cagar Alam Pulau Sempu: Biologi, Ekologi, dan Konservasi

Oktiyas M. Luthfi

Telah di baca oleh 2 pemustaka, dengan total durasi baca 00:03:59

Deskripsi Buku

Frederick John Appelman lahir di Den Haag pada 18 Juli 1894 seorang naturalis pada era Hindia Belanda adalah orang yang pertama kali mempublikasikan berbagai flora dan fauna di Cagar Alam Pulau Sempu di Jurnal De Tropische Natuur pada tahun 1940 Berdasarkan kajian geologi Pulau Sempu tersusun dari batuan karang limestone yang terangkat kira kira pada pertengahan epos Miocene 13 82 juta tahun lalu bersamaan dengan Nusa Barong Puger di Semenanjung Blambangan Karena memiliki keunikan yang khas ini lah maka pada 15 Maret 1928 No 46 Stsbl 69 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu Andries Cornelis Dirk de Graeff Pulau Sempu dijadikan sebagai cagar alam natuurmonument Selama 2 minggu tim dari F J Appelman melakukan penelitian di CAP Sempu dan beliau menganggap masih kurang lama Untuk itulah buku ini muncul dihadapan tangan pembaca sebagai pelengkap penelitian terdahulu Fauna yang difokuskan dalam buku ini adalah karang yang telah lama menjadi karang tepi di P Sempu Buku ini akan memberikan gambaran dimana dan bagaimana karang yang berada di perairan P Sempu Karang keras scleractinia sebagai penyusun utama terumbu karang di P Sempu memiliki keunikan tersendiri sebagai contoh adalah karang dengan bentuk pertumbuhan bercabang akan terkluster di sebelah timur pulau sedangkan karang dengan bentuk pertumbuhan seperti daun foliose akan dapat mudah ditemukan di barat pulau Karang karang berukuraran besar sudah sulit ditemukan di perairan CA P Sempu ini Karang berukuran kecil yang kemungkinan juvenile justru mendominasi terumbu di pulau ini Keberadaan karang di CA P Sempu sekarang menghadapi ancaman yang serius baik alamiah maupun antropogenik semua ancaman atau gangguan secara jelas digambarkan pada buku ini Di dalam buku ini juga digambarkan kelas konservasi karang keras dan teknik konservasi apa yang cocok untuk dilakukan kedepan juga turut dibahas Pada salah satu bab di buku ini juga dideskripsikan secara jelas karang karang yang memiliki keunikan tertentu dan diketegorikan sebagai rare spesies Frederick John Appelman lahir di Den Haag pada 18 Juli 1894 seorang naturalis pada era Hindia Belanda adalah orang yang pertama kali mempublikasikan berbagai flora dan fauna di Cagar Alam Pulau Sempu di Jurnal De Tropische Natuur pada tahun 1940 Berdasarkan kajian geologi Pulau Sempu tersusun dari batuan karang limestone yang ...

Style

MLA Style
Luthfi, Oktiyas M. Terumbu Karang di Cagar Alam Pulau Sempu: Biologi, Ekologi, dan Konservasi. Malang: UB PRESS, 2018. Online.
Chicago Style
Luthfi, Oktiyas M. Terumbu Karang di Cagar Alam Pulau Sempu: Biologi, Ekologi, dan Konservasi. Malang: UB PRESS, 2018.
Turabian Style
Luthfi, Oktiyas M, Terumbu Karang di Cagar Alam Pulau Sempu: Biologi, Ekologi, dan Konservasi. Malang: UB PRESS, 2018.
APA Style
Luthfi, Oktiyas M. (2018). Terumbu Karang di Cagar Alam Pulau Sempu: Biologi, Ekologi, dan Konservasi. Malang: UB PRESS.
Harvard Style
Luthfi, Oktiyas M, 2018, Terumbu Karang di Cagar Alam Pulau Sempu: Biologi, Ekologi, dan Konservasi, UB PRESS, Malang.
IEEE Style
Oktiyas M. Luthfi. Terumbu Karang di Cagar Alam Pulau Sempu: Biologi, Ekologi, dan Konservasi. Malang: UB PRESS. 2018.

Detail Buku

Jumlah Halaman
226
Sub Kategori
Penerbit
Tahun Terbit
ISBN
978-602-432-513-8
eISBN
978-602-432-514-5

Buku Rekomendasi

Lihat Semua

Buku Terkait

Lihat Semua