Sinopsis Buku: Buku ini menjelaskan dinamika pembudidayaan rumput laut dari perspektif kontestasi hingga pembentukan model desain bank rumput laut. Penulis menggambarkan perjalanan pengembangan teknologi dan praktik budidaya rumput laut yang berkelanjutan, dengan fokus pada inovasi model *kelambu terbalik* yang diintegrasikan dengan keramba ikan. Model ini merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam budidaya rumput laut sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Buku ini juga menyajikan kontribusi hukum terkait hak cipta dan perlindungan hak ekonomi kreator, serta menjelaskan batasan-batasan penggunaan karya cipta dalam konteks pendidikan, penelitian, dan pengajaran. Selain itu, buku ini menggambarkan peran penting masyarakat adat dan para informan kunci dalam proses pengembangan teknologi dan praktik budidaya rumput laut. Dengan pendekatan yang menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebijakan, buku ini menjadi referensi penting bagi para peneliti, pelaku usaha, dan masyarakat yang ingin memahami dan mengembangkan sektor rumput laut secara berkelanjutan. Penulis memperoleh dua Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam penelitian ini, yaitu Model Desain Bank Rumput Laut dan Integrasi Budidaya Rumput Laut Model Kelambu Terbalik dengan Keramba Ikan.
Buku ini terdiri dari beberapa bab Bab pertama buku ini menguraikan latar belakang tulisan dan struktur penulisan buku Bab kedua membahas tentang metode dan pendekatan teoritik Paradigma yang digunakan dalam kajian ini adalah social constructionism dimana realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi yang dilakukan dengan berbagai cara oleh aktor aktor yang dominan di masyarakat Perspektif teori ditinjau dari teori Bourdieu tentang kekerasan simbolik dan ranah kontestasi Darmawan Salman Lending model dari Nelson and Murray serta Desain Bank Rumput Laut dari penulis Adapun bab ketiga membahas tentang kontestasi di level kelompok dan level mikro Bagian ini membahas bagaimana peran pemerintah dalam membentuk kontestasi dimulai dari kontestasi di level mikro baik kontestasi antar pembudidaya kontestasi antar ponggawa kontestasi antar elit lokal hingga kontestasi etnik di arena level supra local Bab keempat menguraikan tentang doxa dan kekerasan simbolik yang berisi lahirnya doxa dan kekerasan simbolik Pada kekerasan simbolik dibahsa mulai dari kekerasan simbolik budaya pendidikan kuasa dan kekerasan simbolik dibalik bahasa kekerasan simbolik atas nama sama hingga dampak dalam memaksakan etnik jauh dari habitusnya Kemudian bab kelima membahas kontestasi pengetahuan habitus menubuh dengan habitus terstruktur yang berisi uraian tentang pola pemukiman pola melaut dan pola kontestasi sejak mengenal rumput laut Bab keenam membahas model pembiayaan top down yang berisi uraian tentang Lending model Pemerintah Lending model Koperasi Lending model Perbankan dan Patront Client Ponggawa Sawi Bab ketujuh menguraikan tentang model desain bank rumput laut model bottom up Bab pertama tentang sebuah paradigma yang digunakan dalam kajian ini adalah social constructionism Social constructionism paradigm berarti realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi yang dilakukan dengan berbagai cara oleh aktor aktor yang dominan di masyarakat Social contructionism berkonsentrasi melakukan analisis pada proses pengkonstruksian realitas dimana manusia adalah pelaku aktif yang melakukan pengkonstruksian terhadap pengetahuan Secara ontologis realitas sosial adalah hasil kontestasi habitus modal dalam arena lending model pembiayaan rumput laut
Jumlah Halaman | 0 |
---|---|
Kategori | Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kelautan |
Penerbit | Deepublish |
Tahun Terbit | 2018 |
ISBN | 978-602-475-441-9 |
eISBN |