BLBI Extraordinary Crime ; Satu Analisis Historis dan Kebijakan

Deskripsi Buku

BLBI Extraordinary Crime Satu Analisis Historis dan Kebijakan Indonesia agar diizinkan untuk tidak melaporkan kondisi keuangannya Selama empat tahun aset Bank Anrico sebenarnya berkembang menjadi dua kali lipat dari Rp 61 58 miliar pada tahun 1991 menjadi Rp 122 72 miliar pada tahun 1995 Namun demikian ekuitas dan modal disetornya nyaris tidak mengalami peningkatan yang berarti Pada 1991 ekuitasnya tercatat Rp 5 53 miliar dan modal disetornya hanya sebesar Rp 2 miliar Sedangkan pada 1995 ekuitasnya sebesar Rp 5 47 miliar dan modal disetornya Rp 5 03 miliar Bank Anrico bisa dibilang milik kebanggaan masyarakat Sumatera Barat sehingga Anwar Syukur tampaknya enggan untuk menerima investor di luar orang Minang kendati isu tersebut ditepisnya Menurut sumber yang mengetahui Anwar Syukur dia memang pribadi yang suka kerja keras sehingga pedagang asal Sumatera Barat itu berhasil menjadi bankir Namun dia mengakui bahwa sebenarnya dirinya bukanlah seorang bankir tetapi hanyalah pedagang Beberapa tahun menjelang dilikuidasi Bank Anrico tampak berjalan terengah engah akibat kekurangan modal Namun pemiliknya tetap enggan untuk melepaskan sebagian kepemilikannya dengan masuknya investor baru Bank itu 99 kepemilikannya masih di tangan Anwar Syukur dan lainnya 1 Dengan penguasaan saham sebesar itu Anwar Syukur menempatkan dirinya sebagai direktur utama yang mengendalikan PT Bank Anrico sejak tahun 1966 Perkembangan bank yang didirikan di ranah Minang itu kendati tersendat tetap berusaha membuka cabangnya di Jakarta pada 5 Oktober 1987 Bank Anrico merupakan bank keenam dari bank yang sebelumnya berkantor pusat di ibu kota provinsi yang membuka kantor cabangnya di Jakarta Kemudian dengan pertimbangan bisnis kantor pusat bank Anrico dipindahkan dari Padang ke Jakarta pada 10BLBI Extraordinary Crime Satu Analisis Historis dan Kebijakan Indonesia agar diizinkan untuk tidak melaporkan kondisi keuangannya Selama empat tahun aset Bank Anrico sebenarnya berkembang menjadi dua kali lipat dari Rp 61 58 miliar pada tahun 1991 menjadi Rp 122 72 miliar pada tahun 1995 Namun demikian ekuitas dan modal disetornya nyaris ...tidak mengalami peningkatan yang berarti Pada 1991 ekuitasnya tercatat Rp 5 53 miliar dan modal disetornya hanya sebesar Rp 2 miliar Sedangkan pada 1995 ekuitasnya sebesar Rp 5 47 miliar dan modal disetornya Rp 5 03 miliar Bank Anrico bisa dibilang milik kebanggaan masyarakat Sumatera Barat sehingga Anwar Syukur tampaknya enggan untuk menerima investor di luar orang Minang kendati isu tersebut ditepisnya Menurut sumber yang mengetahui Anwar Syukur dia memang pribadi yang suka kerja keras sehingga pedagang asal Sumatera Barat itu berhasil menjadi bankir Namun dia mengakui bahwa sebenarnya dirinya bukanlah seorang bankir tetapi hanyalah pedagang Beberapa tahun menjelang dilikuidasi Bank Anrico tampak berjalan terengah engah akibat kekurangan modal Namun pemiliknya tetap enggan untuk melepaskan sebagian kepemilikannya dengan masuknya investor baru Bank itu 99 kepemilikannya masih di tangan Anwar Syukur dan lainnya 1 Dengan penguasaan saham sebesar itu Anwar Syukur menempatkan dirinya sebagai direktur utama yang mengendalikan PT Bank Anrico sejak tahun 1966 Perkembangan bank yang didirikan di ranah Minang itu kendati tersendat tetap berusaha membuka cabangnya di Jakarta pada 5 Oktober 1987 Bank Anrico merupakan bank keenam dari bank yang sebelumnya berkantor pusat di ibu kota provinsi yang membuka kantor cabangnya di Jakarta Kemudian dengan pertimbangan bisnis kantor pusat bank Anrico dipindahkan dari Padang ke Jakarta pada 10

Style

Detail Buku