Sinopsis Buku: Buku ini merupakan karya akademik yang menggali dan menganalisis wacana kritik seni rupa modern di Indonesia, sekaligus mengusulkan metode pendekatan kritik seni rupa berdasarkan penghayatan kosmologis. Penulis, Maman Noor, menjelaskan bahwa dunia seni hari ini ditandai oleh kekaburan konsep "seni" itu sendiri, di mana batas-batas antar bentuk kesenian semakin kabur, seperti seni instalasi, performance art, dan seni multimedia. Perkembangan ini memaksa kita merevisi pemahaman klasik tentang hakikat seni, termasuk cara kita mengapresiasi karya seni rupa, seperti lukisan. Buku ini juga menyoroti bahwa bentuk-bentuk seni baru tidak saling menafikan, melainkan saling berkorelasi dan mengembangkan pemahaman baru melalui bentuk-bentuk dan konsep lama. Dalam konteks ini, penulis menekankan pentingnya konteks lokal Indonesia, atau *Lebenswelt* Indonesia, dalam memahami karya seniman Indonesia. Meskipun warna historisisme masih kuat, pendekatan yang menekankan totalitas dan dunia makna memberikan nuansa segar pada paradigma obyektivisme klasik. Selain itu, buku ini mengingatkan bahwa data "obyektif" tetap memiliki peran penting dalam kritik seni, dan pendekatan apa pun—klasik atau kontemporer—masih relevan selama ditempatkan pada fungsi dan konteks yang tepat. Buku ini merupakan petikan langsung dari tesis penulis yang ditulis dalam tiga tahun (1993–1995) dan ditulis dengan bimbingan selama dua semester (1996). Buku ini diterbitkan sebagai bentuk respons terhadap permintaan penerbit Nuansa Cendekia.
Buku ihwal kritik seni karya Mamannoor ini adalah salah satu di antara keramaian berbagai pengkajian ulang macam diatas itu Yang menarik adalah ketika orang beramai ramai menggunakan berbagai paradigma baru macam fenomenologi post strukturalisme atau pun hermeneutik Mamannoor sepertinya tetap melihat pentingnya dasar yang bersifat Positivistik bukan dalam artian rigoris Ketika trend baru cenderung nyaris melenyapkan subjek si seniman ia seperti bersikukuh mengingatkan bahwa Subjek seniman itu tetap perlu dilihat sebagai sentral Dari sudut itu buku ini dapatlah dilihat sebagai pengingat yang akan memaksa kita mengingat kembali bahwa betapapun juga karya seni mestilah tetap dikaitkan juga pada senimannya dan pada totalitas konteks yang melingkupinya Dengan pendekatan kosmologis yang ditawarkannya ia dengan sendirinya memberi tekanan berat pada kontruksi dunia di balik si seniman maupun di balik karya Dunia sebagai totalitas makna yang melatar belakangi dan melingkupi proses berkarya si senimannya Dan ini memang membuka peluang untuk diperhatikannya konteks lokal Indonesia Lebenswelt Indonesia manakala yang kita teliti adalah seniman Indonesia Dan walau pun warna historisisme masih kuat toh tekanannya pada totalitas dan dunia makna sebetulnya memberi nuansa segar juga pada paradigma obyektivisme klasik
Jumlah Halaman | 206 |
---|---|
Kategori | Seni |
Penerbit | Nuansa Cendekia |
Tahun Terbit | 2002 |
ISBN | 979-9481-21-X |
eISBN | 978-602-350-384-1 |