Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan kisah perjuangan dua pahlawan nasional, Usman Janatin dan Harun Tohir, yang terlibat dalam operasi rahasia yang dikenal sebagai Dwikora. Dalam usaha menghentikan pembentukan Federasi Malaysia yang dianggap sebagai bentuk neo-kolonialisme oleh Presiden Sukarno, kedua pahlawan ini diberi tugas untuk melakukan operasi sabotase terhadap gedung MacDonnal House (MDH) di Singapura, yang waktu itu masih menjadi bagian dari Federasi Malaysia. Usman Janatin dan Harun Tohir berhasil menyelesaikan tugas tersebut, namun setelah itu mereka ditangkap oleh pihak militer Singapura. Proses hukum yang berlangsung sangat panjang dan melelahkan, dengan pemerintah Indonesia yang terus berusaha membela keduanya. Meski upaya penyelamatan terus dilakukan, akhirnya keduanya tidak berhasil kembali ke tanah air dan dijatuhi hukuman berat. Selain kisah perjuangan para pahlawan, buku ini juga memuat informasi terkait Undang-Undang No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, termasuk fungsi dan sifat hak cipta, serta pembatasan pelindungan hak cipta. Buku ini merupakan penggabungan antara sejarah perjuangan bangsa dan pemahaman hukum hak cipta, memberikan wawasan luas tentang pentingnya perlindungan ciptaan dan hak intelektual dalam konteks kebangsaan.
Sejarah mencatat hubungan antara Indonesia dan Malaysia pernah mengalami masa kelam dengan puncak perselisihan yang tajam Perselisihan dua negara satu rumpun melayu ini diawali dari rencana pembentukan Federasi Malaysia yang diinisiasi oleh Inggris Presiden Sukarno sangat menentang pembentukan itu Menurutnya pembentukan negara federasi itu adalah sebuah bentuk neo kolonilaisme dan neo imperialisme nekolim Penolakan Presiden Sukarno inilah yang menyebabkan konfrontasi berjalan begitu menarik dan sengit Segala potensi negeri dikerahkan untuk melancarkan aksi penentangan yang dinamakan Ganyang Malaysia Puncaknya Presiden Sukarno mengeluarkan sebuah komando untuk mengagalkan negara boneka itu Dwi Komando Rakyat Dwikora Perang yang tak dideklarasikan ini juga diwarnai dengan perjuangan diplomasi Frederick P Bunnel menggambarkan kebijakan politik yang diambil Presiden Sukarno ini sebagai confrontation diplomacy yaitu suatu campuran manuver yang bersifat berani cerdik dan tidak dapat diduga Kecerdikan inilah yang dipakai untuk mengembalikan wilayah Irian Barat dari tangan Belanda
Jumlah Halaman | 151 |
---|---|
Kategori | Sosial |
Penerbit | Deepublish |
Tahun Terbit | 2018 |
ISBN | 978-602-475-855-4 |
eISBN | 978-602-475-924-7 |