Sinopsis Buku Tulodho Buku *Tulodho* adalah sebuah cerita pendek berbahasa Jawa yang menggambarkan perjalanan hidup Arifin, seorang priyayi yang tumbuh di tengah tantangan sosial dan ekonomi. Dalam cerita ini, Arifin menghadapi berbagai kewajiban sejak dini, seperti mengangkut air dari jarak yang jauh, memenuhi kebutuhan keluarga dengan mencari kayu, dan bahkan memburu ayam untuk bahan masakan. Meskipun menghadapi kesulitan, Arifin tetap berusaha menghargai nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh orang tua, terutama prinsip *trilogi* Ki Hadjar Dewantara: *ing ngarsa sung tuladha* (mengambil teladan), *ing madya mangun karsa* (mengembangkan semangat), dan *tut wuri handayani* (mengajarkan kebaikan). Cerita ini tidak hanya menggambarkan perjuangan Arifin, tetapi juga menjadi bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai kearifan lokal dan warisan sastra Jawa yang terus dilestarikan. Dalam prosesnya, Arifin berhasil menempuh pendidikan hingga ke tingkat Sarjana Muda (SMA) di Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1960, dan setelah itu menjabat sebagai priyayi yang berpengaruh dalam pemerintahan daerah, termasuk pernah menjabat sebagai Bupati Sleman. Meskipun telah mencapai posisi yang tinggi, Arifin tetap menjaga sikap sederhana dan berakar pada nilai-nilai tradisional yang diajarkan oleh keluarga. Buku ini menekankan pentingnya pendidikan, penghargaan terhadap nilai-nilai tradisional, dan peran priyayi dalam pembangunan masyarakat. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, *Tulodho* menjadi cerminan dari semangat perjuangan dan keberanian generasi muda dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Sinopsis Buku Tulodho Buku *Tulodho* adalah sebuah cerita pendek berbahasa Jawa yang menggambarkan perjalanan hidup Arifin, seorang priyayi yang tumbuh di tengah tantangan sosial dan ekonomi. Dalam cerita ini, Arifin menghadapi berbagai kewajiban sejak dini, seperti mengangkut air dari jarak yang jauh, memenuhi kebutuhan keluarga dengan mencari kayu, dan bahkan memburu ayam untuk bahan masakan. Meskipun menghadapi kesulitan, Arifin tetap berusaha menghargai nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh orang tua, terutama prinsip *trilogi* Ki Hadjar Dewantara: *ing ngarsa sung tuladha* (mengambil teladan), *ing madya mangun karsa* (mengembangkan semangat), dan *tut wuri handayani* (mengajarkan kebaikan). Cerita ini tidak hanya menggambarkan perjuangan Arifin, tetapi juga menjadi bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai kearifan lokal dan warisan sastra Jawa yang terus dilestarikan. Dalam prosesnya, Arifin berhasil menempuh pendidikan hingga ke tingkat Sarjana Muda (SMA) di Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1960, dan setelah itu menjabat sebagai priyayi yang berpengaruh dalam pemerintahan daerah, termasuk pernah menjabat sebagai Bupati Sleman. Meskipun telah mencapai posisi yang tinggi, Arifin tetap menjaga sikap sederhana dan berakar pada nilai-nilai tradisional yang diajarkan oleh keluarga. Buku ini menekankan pentingnya pendidikan, penghargaan terhadap nilai-nilai tradisional, dan peran priyayi dalam pembangunan masyarakat. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, *Tulodho* menjadi cerminan dari semangat perjuangan dan keberanian generasi muda dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Jumlah Halaman | 32 |
---|---|
Kategori | Umum |
Penerbit | Hikam Pustaka |
Tahun Terbit | 2021 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-311-718-0 |