Essi nomor Abadi Kota Suci Essi ini ditulis karena ada janji versi Kasidi Yang ditulis di Hosabi 48 tentang kota suci Kota memang kota suci tapi dendam benci Merasuk ke tulang sumsum serap inti energi Cinta Kasih empati pun sirna bak embun pagi Yang tersisa tinggal ampas pahit tungku besar Yang baranya meretas jaring dendam benci Jadi pemantik kobaran api pembakar nurani Untuk membenci si utusan sorga yang nabi Yang juga dinyatakan langsung si Putra Ilahi Sang Putra si Anak Manusia taat BapaNya Kala diputuskan harus mati di kota nan jaya Dengan tegar langkah diarahkan ke ini kota Kala waktunya makin dekat dan segera tiba Keputusan telah dibuat tekad membaja jiwa Terus saja membara untuk taat serta setia Pada keputusan si penguasa alam semesta Seorang murid yang coba cegah Dia ke sana Dibentak dan dihardik dianggap hanya bisa Berpikir ala manusia lupa Allah yang utama Tuhan melangkah gagah tidak gentar rasa Hukuman mati memang menanti Dia di sana Tetapi kan memang itu tujuan Dia ke dunia Mati di Yerusalem untuk tebus dosa manusia Seperti yang diperintahkan Sang Mahakuasa Datang tunggangi keledai yang masih muda Pertanda akan dielu elukan bak raja dunia Walau sesungguh Dia itu raja alam semesta Yang kelak akan menjadi hakim satu satunya Pengadil semuanya entah sorga entah neraka Drama pun membelah tembok tembok kota Hunjam tepat langsung inti benci membara Karena memang harus seperti itulah adanya Agar apa yang dinubuat para nabi dulu kala Semua terjadi semua terpenuhi tanpa sisa Terbilang di antara durjana salah satunya Dan itulah yang terjadi di Yerusalem jaya Pernah dua kali rata dengan tanah ini kota Akan rata lagi kala Tuhan tiba yang kedua Belasan kali dikepung belasan kali durhaka Belasan kali pula direbut kembali guna jaya Itu kota yang konon kabarnya tak akan bisa Seorang nabi terbunuh kalau tidak di sana Sejarah panjang kota tetap gemuruh berjaya Menunggu kelak bila masanya pastilah tiba Untuk nanti kembali runtuh tanpa sisa tatkala Nabi mulia untuk kedua kalinya datang tiba Menyapa slogan berserah kala tiba masanya Yerusalem Yerusalem seru Dia bertalu talu Tanda rindu menggebu guna kumpul menyatu Dengan putra putri pilihan yang lupa mengaku Bahwa mereka dulu dipilih guna terus berseru Bahwa hanya kepada Bapa yang satu menuju Essi nomor Abadi Kota Suci Essi ini ditulis karena ada janji versi Kasidi Yang ditulis di Hosabi 48 tentang kota suci Kota memang kota suci tapi dendam benci Merasuk ke tulang sumsum serap inti energi Cinta Kasih empati pun sirna bak embun pagi Yang tersisa tinggal ampas pahit tungku besar Yang ...baranya meretas jaring dendam benci Jadi pemantik kobaran api pembakar nurani Untuk membenci si utusan sorga yang nabi Yang juga dinyatakan langsung si Putra Ilahi Sang Putra si Anak Manusia taat BapaNya Kala diputuskan harus mati di kota nan jaya Dengan tegar langkah diarahkan ke ini kota Kala waktunya makin dekat dan segera tiba Keputusan telah dibuat tekad membaja jiwa Terus saja membara untuk taat serta setia Pada keputusan si penguasa alam semesta Seorang murid yang coba cegah Dia ke sana Dibentak dan dihardik dianggap hanya bisa Berpikir ala manusia lupa Allah yang utama Tuhan melangkah gagah tidak gentar rasa Hukuman mati memang menanti Dia di sana Tetapi kan memang itu tujuan Dia ke dunia Mati di Yerusalem untuk tebus dosa manusia Seperti yang diperintahkan Sang Mahakuasa Datang tunggangi keledai yang masih muda Pertanda akan dielu elukan bak raja dunia Walau sesungguh Dia itu raja alam semesta Yang kelak akan menjadi hakim satu satunya Pengadil semuanya entah sorga entah neraka Drama pun membelah tembok tembok kota Hunjam tepat langsung inti benci membara Karena memang harus seperti itulah adanya Agar apa yang dinubuat para nabi dulu kala Semua terjadi semua terpenuhi tanpa sisa Terbilang di antara durjana salah satunya Dan itulah yang terjadi di Yerusalem jaya Pernah dua kali rata dengan tanah ini kota Akan rata lagi kala Tuhan tiba yang kedua Belasan kali dikepung belasan kali durhaka Belasan kali pula direbut kembali guna jaya Itu kota yang konon kabarnya tak akan bisa Seorang nabi terbunuh kalau tidak di sana Sejarah panjang kota tetap gemuruh berjaya Menunggu kelak bila masanya pastilah tiba Untuk nanti kembali runtuh tanpa sisa tatkala Nabi mulia untuk kedua kalinya datang tiba Menyapa slogan berserah kala tiba masanya Yerusalem Yerusalem seru Dia bertalu talu Tanda rindu menggebu guna kumpul menyatu Dengan putra putri pilihan yang lupa mengaku Bahwa mereka dulu dipilih guna terus berseru Bahwa hanya kepada Bapa yang satu menuju