Sinopsis Buku: Buku ini menceritakan kisah Asyifa Zara, seorang gadis berusia enam belas tahun yang bersekolah di SMA N 6 Pelita Angkasa, kelas XI IPA 5. Dengan wajah yang selalu datar, Asyifa memiliki kebiasaan khusus, yaitu menyetel alarm pukul 02.30 WIB untuk melaksanakan shalat Tahajud. Ia juga memiliki kebiasaan membaca Al-Qur'an dan melantunkan ayat-ayatnya dengan indah. Meski tampak dingin, Asyifa memiliki hati yang penuh kepedulian dan keimanan. Dalam cerita ini, Asyifa memiliki kebiasaan menyukai bunga berwarna putih, meski tidak jelas alasan di balik kebiasaan itu. Namun, ia tidak menyukai bulan karena menurutnya bulan terlalu egois dan tidak pernah membalas kebaikan matahari. Bagi Asyifa, bulan adalah ciptaan yang terkesan tidak tahu terima kasih, meski keindahannya memang tak terbantahkan. Buku ini juga menggambarkan kehidupan sehari-hari Asyifa, termasuk interaksi dengan keluarganya, seperti ibunya Maryam dan ayahnya Rahmat Wiratmadja, yang juga sedang merencanakan perjalanan ke Surabaya untuk pembukaan restoran. Selain itu, ia juga memiliki hubungan dekat dengan saudara-saudaranya, terutama kakak-kakaknya, yang memberinya dukungan dan semangat dalam hidupnya. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, buku ini menggambarkan perjalanan iman, kebiasaan, dan kehidupan seorang remaja yang berusaha menjalani hari-harinya dengan penuh kebaikan dan kesabaran. Buku ini juga mengandung pesan tentang pentingnya doa, peran keluarga dalam membentuk karakter, serta keindahan dalam kesederhanaan.
Sinopsis Buku: Buku ini menceritakan kisah Asyifa Zara, seorang gadis berusia enam belas tahun yang bersekolah di SMA N 6 Pelita Angkasa, kelas XI IPA 5. Dengan wajah yang selalu datar, Asyifa memiliki kebiasaan khusus, yaitu menyetel alarm pukul 02.30 WIB untuk melaksanakan shalat Tahajud. Ia juga memiliki kebiasaan membaca Al-Qur'an dan melantunkan ayat-ayatnya dengan indah. Meski tampak dingin, Asyifa memiliki hati yang penuh kepedulian dan keimanan. Dalam cerita ini, Asyifa memiliki kebiasaan menyukai bunga berwarna putih, meski tidak jelas alasan di balik kebiasaan itu. Namun, ia tidak menyukai bulan karena menurutnya bulan terlalu egois dan tidak pernah membalas kebaikan matahari. Bagi Asyifa, bulan adalah ciptaan yang terkesan tidak tahu terima kasih, meski keindahannya memang tak terbantahkan. Buku ini juga menggambarkan kehidupan sehari-hari Asyifa, termasuk interaksi dengan keluarganya, seperti ibunya Maryam dan ayahnya Rahmat Wiratmadja, yang juga sedang merencanakan perjalanan ke Surabaya untuk pembukaan restoran. Selain itu, ia juga memiliki hubungan dekat dengan saudara-saudaranya, terutama kakak-kakaknya, yang memberinya dukungan dan semangat dalam hidupnya. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, buku ini menggambarkan perjalanan iman, kebiasaan, dan kehidupan seorang remaja yang berusaha menjalani hari-harinya dengan penuh kebaikan dan kesabaran. Buku ini juga mengandung pesan tentang pentingnya doa, peran keluarga dalam membentuk karakter, serta keindahan dalam kesederhanaan.
Jumlah Halaman | 152 |
---|---|
Kategori | Novel |
Penerbit | PT. Mediaguru Digital Indonesia |
Tahun Terbit | 2019 |
ISBN | 978-602-497-492-3 |
eISBN |