Sinopsis Buku: Buku ini membahas peran susu sebagai nutrasetika dalam pengelolaan dan pencegahan penyakit gangguan metabolik. Dalam buku ini, penulis menjelaskan secara rinci komposisi dan komponen bioaktif susu yang memiliki fungsi fungsional dalam mendukung kesehatan metabolisme tubuh. Susu, sebagai sumber nutrisi alami yang kaya akan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral, tidak hanya memberikan manfaat gizi tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Buku ini ditujukan bagi para akademisi, mahasiswa, serta profesional di bidang kedokteran hewan, peternakan, dan teknologi pangan yang ingin mempelajari fungsi dan manfaat susu sebagai nutrasetika dalam konteks penyakit gangguan metabolik. Selain itu, buku ini juga dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan tugas akhir atau sebagai sumber informasi bagi masyarakat umum yang ingin memahami manfaat susu untuk kesehatan. Dengan pendekatan ilmiah yang terstruktur, buku ini memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana susu dapat berperan dalam intervensi penyakit gangguan metabolik melalui pendekatan nutrisi fungsional. Penulis juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung penyusunan buku ini, termasuk para ahli, institusi pendidikan, dan pihak-pihak yang memberikan kontribusi dalam proses penelitian dan penulisan.
Susu merupakan pangan sumber gizi ditinjau dari aspek nutrisi karena mengandung nutrien lengkap yang dibutuhkan tubuh untuk sumber energi dan pertumbuhan Sebagai pangan nutrasetika susu mengandung komponen bioaktif alami yang terdapat dalam protein lemak dan karbohidrat yang mempunyai pengaruh terhadap fungsi fisiologis tubuh dan kesehatan Saat ini pangan nutrasetika menjadi isu menarik dalam bidang penelitian dan industri Protein susu merupakan sumber peptida bioaktif yang mempunyai nilai biologis tinggi dan potensial untuk dikembangkan sebagai pangan nutrasetika untuk intervensi penyakit gangguan metabolik Penyakit gangguan metabolik pada manusia meliputi hipertensi diabet dan obesitas yang merupakan faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan diabetes tipe2 Gangguan metabolik secara umum lebih disebabkan oleh diet yang tidak seimbang sehingga terjadi obesitas resistensi insulin perubahan toleransi terhadap glukosa dislipidemia dan kenaikan tekanan darah Peptida bioaktif asal protein susu mempunyai aktivitas antihipertensi antiobesitas antidiabetes antioksidan dan mengikat mineral sehingga dapat memberikan efek protektif terhadap perkembangan penyakit gangguan metabolik Pemberian peptida bioaktif secara oral memberikan pengaruh terhadap sistem tubuh secara menyeluruh yaitu sistem digesti kardiovaskuler endokrin imun dan syaraf Efek menguntungkan terhadap kesehatan disebabkan adanya aktivitas antimikroba antioksidatif antitrombosis antihipertensi opioid dan imunomodulator dari peptida bioaktif Peptida dalam bentuk terikat pada protein susu bersifat inaktif atau tidak mempunyai fungsi terhadap kesehatan selama proses pencernakan bioaktif peptida akan dilepas dari protein melalui proses hidrolisa oleh enzim enzim pencernaaan dan memberikan beberapa fungsi biologis Peptida bioaktif dapat juga dihasilkan dari proses hidrolisis menggunakan enzim yang berasal dari tanaman hewan dan mikroorganisme atau melalui proses fermentasi Struktur dan fungsi biologis peptida bioaktif yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh metoda hidrolisis jenis dan aktivitas proteolitik enzim yang digunakan Demikian juga aktivitas biopeptida ditentukan oleh komposisi dan sekuen asam amino Oleh karena itu pemilihan metoda dan enzim proteolitik yang tepat menjadi faktor penentu dalam isolasi dan karakterisasi peptida bioaktif Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai manfaat peptida bioaktif bagi kesehatan diperlukan strategi analisis yang tepat mulai dari isolasi purifikasi dan identifikasi peptida dalam matriks bahan pangan yang kompleks serta melakukan pembuktian terkait aktivitas biologis peptida bioaktif Eksplorasi dan identifikasi peptida dari berbagai bahan pangan secara umum dilakukan melalui percobaan secara in vitro berdasarkan analisis aktivitas biologisnya Pengujian in vitro dilakukan untuk isolasi peptida mengetahui stuktur dan karakteristik suatu peptida dan uji aktivitas biologis Untuk melengkapi penelitian eksperimental tersebut saat ini telah dikembangkan metoda secara in silico dengan bantuan teknologi computer Dengan menggunakan teknologi bioinformatika maka proses identifikasi dan karakterisasi peptida bioaktif dalam eksplorasi novel peptida bioaktif dapat dilakukan lebih cepat Potensi protein pangan sebagai prekursor peptida bioaktif dapat diprediksi melalui analisis in silico dengan cara mencari fragmen dalam rantai protein yang yang mempunyai similaritas tinggi dengan sekuen peptida yang mempunyai aktivitas biologis spesifik Berdasarkan similaritas sekuen asam amino dapat diperoleh informasi fungsi masing masing sekuen sehingga manfaat biologis suatu peptida dapat diketahui Pada pengujian secara in vivo digunakan hewan model rodensia yang dikembangkan berdasarkan faktor etiologi dari kejadian suatu penyakit Pengujian mengunakan hewan model bertujuan untuk mengeksplorasi mekanisme biologis baik yang berhubungan dengan fungsi biologis normal maupun abnormal menjelaskan masalah biologis yang lebih kompleks dan memprediksi secara kuantitatif dampak yang dihasilkan dari terapi menggunakan bahan aktif
Jumlah Halaman | 124 |
---|---|
Kategori | Kedokteran |
Penerbit | UB PRESS |
Tahun Terbit | 2017 |
ISBN | 978-602-432-165-9 |
eISBN | 978-602-432-166-6 |