Sinopsis Buku: Buku ini adalah kumpulan kalam-kalam Maulana Jalaluddin Rumi yang dipilih berdasarkan tema *luka* dan *harapan*. Buku ini tidak bertujuan untuk menjelaskan atau menafsirkan secara langsung pengalaman luka dan harapan dalam cinta, melainkan sekadar membincangkan ekspresi-ekspresi yang terasa sulit untuk diungkapkan dan digambarkan. Dalam buku ini, Rumi menggambarkan perasaan luka yang dialami oleh seorang pencinta ketika kehilangan sang guru, Syams Tabrizi. Luka itu, meskipun dalam, tidak seperih luka yang digoreskan anak panah. Namun, bagi para pencinta, luka dan harapan itu menjadi bagian dari suluk—jalan untuk menikmati setiap rasa sakit dan harapan yang muncul dari hati. Buku ini mengeksplorasi perjalanan batin seorang pencinta yang terluka, memunajatkan harapan, dan akhirnya meratapi kepergian sang guru melalui kalam-kalam yang indah dan mendalam. Dalam rangkaian bab yang disusun secara terstruktur, buku ini membawa pembaca melewati berbagai tema seperti luka, harapan, kepasifan, dan perjuangan, semuanya dalam upaya mengeksplorasi makna kecintaan dan kesedihan yang mendalam.
Jarak adalah sebuah perkara tersendiri bagi para pencinta Akan tetapi jarak adalah perkara yang patut dimunculkan ketika cinta itu harus disemayamkan dalam rindu Kerinduan itulah yang akan memunculkan harapan untuk berjumpa Seorang yang terluka akan senantiasa berharap untuk kesembuhannya Jika rindu itu melukai maka si perindu itu akan menempuh suluk harapan untuk berjumpa dengan yang dirinduinya dan dicintainya Perjumpaan adalah penawar rindu Akan tetapi jarak adalah wasilah untuk berharap maka para pencinta tak akan pernah takut untuk dilukai oleh rindu