Alkitab merupakan sumber nilai utama yang telah membentuk cara pandang dan berperilaku orang Kristen sepanjang sejarah Sebagian besar isi Alkitab disampaikan dalam bentuk narasi menurut perspektif budaya patriarki yang menjadi lokus sosial budaya di mana teks teks itu lahir atau ditulis Narasi tentang perempuan selalu menjadi subordinat dari dominasi laki laki sebagai penulis atau narator teks teks Alkitab Perempuan bahkan kehilangan identitas tanpa nama dibisukan atau tidak bersuara dan diposisikan sebagai objek cerita dalam kebanyakan narasi Buku di tangan Anda ini adalah sebuah karya dalam bidang Teologi Hermeneutika yang menyorot teks Injil Lukas 8 43 48 menggunakan metode hermeneutika feminis kritis untuk memperlihatkan narasi seorang perempuan yang selama dua belas tahun menderita pendarahan berjuang di bawah sistem kebudayaan patriarki pada zamannya demi mendapatkan kesembuhan Hanya dengan menggunakan hermeneutika feminis kritis perempuan dalam penderitaan sunyi itu dapat ditempatkan sebagai subjek dan suaranya dapat didengar Pembaca akan terkagum kagum dengan daya lenting yang dilakukannya caranya merangkul luka dan kerapuhannya dengan iman yang teguh untuk berjumpa dan menjamah jumbai jubah Yesus yang dia yakini sebagai Sumber Penyembuhan Dari upaya menyentuh itu mengalir rahmat kesembuhan Ilahi yaitu pembebasan dan transformasi Alkitab merupakan sumber nilai utama yang telah membentuk cara pandang dan berperilaku orang Kristen sepanjang sejarah Sebagian besar isi Alkitab disampaikan dalam bentuk narasi menurut perspektif budaya patriarki yang menjadi lokus sosial budaya di mana teks teks itu lahir atau ditulis Narasi tentang perempuan selalu menjadi subordinat dari dominasi laki laki ...sebagai penulis atau narator teks teks Alkitab Perempuan bahkan kehilangan identitas tanpa nama dibisukan atau tidak bersuara dan diposisikan sebagai objek cerita dalam kebanyakan narasi Buku di tangan Anda ini adalah sebuah karya dalam bidang Teologi Hermeneutika yang menyorot teks Injil Lukas 8 43 48 menggunakan metode hermeneutika feminis kritis untuk memperlihatkan narasi seorang perempuan yang selama dua belas tahun menderita pendarahan berjuang di bawah sistem kebudayaan patriarki pada zamannya demi mendapatkan kesembuhan Hanya dengan menggunakan hermeneutika feminis kritis perempuan dalam penderitaan sunyi itu dapat ditempatkan sebagai subjek dan suaranya dapat didengar Pembaca akan terkagum kagum dengan daya lenting yang dilakukannya caranya merangkul luka dan kerapuhannya dengan iman yang teguh untuk berjumpa dan menjamah jumbai jubah Yesus yang dia yakini sebagai Sumber Penyembuhan Dari upaya menyentuh itu mengalir rahmat kesembuhan Ilahi yaitu pembebasan dan transformasi