Sinopsis Buku: Sosiologi Agama: Memahami Perkembangan Agama dalam Interaksi Sosial Buku ini membahas peran dan perkembangan agama dalam konteks interaksi sosial, dengan fokus pada bagaimana agama berfungsi sebagai bagian dari struktur sosial dan budaya. Dalam paradigma struktural-fungsional, agama dianggap sebagai salah satu komponen dasar masyarakat yang berperan dalam mempertahankan keteraturan, mengendalikan moralitas, dan memberikan sanksi bagi masyarakat. Agama juga dianggap sebagai wahana pembenaran dan integrasi budaya yang menyatukan berbagai unsur masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini menjelaskan bahwa agama tidak hanya menjadi pusat dalam konteks kolektif, tetapi juga tetap menjadi inti kehidupan individu. Pergeseran peran agama dalam masyarakat modern tidak menyurutkan fungsinya sebagai basis kehidupan spiritual dan moral. Dalam konteks sosiologi, agama dilihat sebagai kebudayaan yang memiliki struktur dan fungsi khas, yang dapat dijelaskan melalui pendekatan antropologis, seperti konsep analogi organik dari Herbert Spencer dan pendekatan Clifford Geertz yang menekankan bahwa agama adalah inti kebudayaan yang menjadi acuan bagi kehidupan manusia. Dengan memadukan teori-teori sosiologi dan antropologi, buku ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana agama berkembang dan berinteraksi dalam masyarakat, serta bagaimana agama berperan dalam membentuk nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku manusia. Buku ini sangat relevan bagi para akademisi, mahasiswa, dan pembaca yang tertarik pada studi agama dari perspektif sosiologis dan budaya.
Secara doktrinal agama bersifat permanen yang tidak bisa berubah sekalipun terjadi perubahan sosial Akan tetapi begitu agama menjadi milik manusia maka tidak bisa dihindari terjadinya tiga aktivitas manusia yaitu pemahaman penghayatan dan pengamalan terhadap agama Dengan demikian makna agama yang laten muncul dalam berbagai bentuk baik interpretasi maupun aktualisasi sebagai wujud dari manifes agama Selanjutnya agama yang telah diolah manusia sebagai dasar yang membentuk pandangan dunia world view maka agama telah berubah posisi dari kebenaran yang absolut menjadi kebenaran yang relatif Akan tetapi sering manusia tidak menyadari hal tersebut sekalipun yang mereka sebut kebenaran absolut ajaran agama hanyalah terbatas pada sejumlah simbol sebagai hasil pemahaman penghayatan dan pengamalan ajaran agama Sikap yang demikian cenderung melahirkan konflik di kalangan umat beragama bukan hanya konflik yang bersifat eksternal yaitu antar umat yang berbeda agama melainkan juga intemal yaitu antar penganut dalam satu agama Tetapi dalam pemahaman agama yang didasari solidaritas spiritualitas maka perbedaan agama tidak menghalangi mereka untuk hidup dalam suasana ukhuwah antara satu dengan lainnya Dari fakta sosial kelihatan bahwa agama dalam persepsi manusia adalah suatu subsistem sosial di antara sekian banyak subsistem sosial lainnya seperti politik ekonomi pendidikan dan hukum Dalam kaitan itu karena agama telah larut berinteraksi dalam berbagai kehidupan sosial maka agama juga tidak bisa dihindari terlibat dalam proses interaksi dengan berbagai subsistem tersebut Sebagai hasil dari interaksi itu maka tidak bisa dihindari terjadinya berbagai realitas saling memengaruhi antarsubsistem sosial Di antara wujud dari proses interaksi itu adalah muncul gagasan untuk melakukan pemurnian dan pembaruan terhadap interpretasi agama Pemurnian diperlukan untuk menyaring laten agama dari manifes agama Demikian juga pembaruan diperlukan untuk mendorong posisi agama sebagai landasan etos kerja menuju kehidupan beragama yang dinamis kreatif dan inovatif Demikianlah pentingnya agama bagi kehidupan manusia dan juga pentingnya subsistem sosial memperkaya pemahaman penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama