Sketsa Sang Rembulan
Fandi GeloraDeskripsi ebook
Sinopsis Buku: Buku ini menghadirkan kumpulan puisi yang menggambarkan perjalanan emosional dan refleksi hidup dalam berbagai dimensi. Dari halaman pertama hingga terakhir, pembaca akan menyaksikan perasaan yang beragam—kadang senang, kadang sedih, kadang berduka, dan kadang penuh harap. Setiap puisi menjadi cermin dari hati yang berusaha merangkai kisah-kisah cinta, kehilangan, nostalgia, dan perjuangan dalam menghadapi kehidupan yang penuh liku. Dalam bagian pertama, puisi-puisi seperti *"Kamu"*, *"Hujan dan Senja"*, dan *"Tentang Cinta"* menggambarkan hubungan yang rumit, keinginan untuk diterima, serta kecemburuan dan kerinduan. Bagian kedua membawa pembaca ke dunia yang lebih mendalam, dengan puisi seperti *"Musim Pertama"*, *"Pengagum Rahasia"*, dan *"Sihir Rindu"*, yang menyentuh tema kehilangan, keinginan untuk bertemu kembali, dan kekuatan cinta yang tak terbatas. Di bagian ketiga, puisi-puisi seperti *"Romansa Tanpa Jiwa"*, *"Waktu yang Singkat"*, dan *"Perpisahan 1 & 2"* menggambarkan akhir dari sebuah hubungan, serta refleksi akan masa lalu dan pertanyaan tentang makna kehidupan. Dari *"Puisiku Tentang 22 Januari"* hingga *"Kepergian Tanpa Salam"*, setiap puisi mengalir dengan bahasa yang puitis dan dalam, menggambarkan keindahan dan keberatannya dalam mencari makna cinta dan kehilangan. Buku ini tidak hanya sekadar kumpulan puisi, tetapi juga cermin dari perasaan manusia yang ingin diungkapkan, diakui, dan dipahami. Dengan pendekatan yang tulus dan jujur, buku ini menjadi saksi bisu dari perjalanan emosional yang penuh warna, yang mungkin bisa menggema dalam hati pembaca yang juga pernah merasakan perasaan yang sama.
Sinopsis ebook
Orang bijak pernah berkata jadikan kegalauan menjadi sebuah definisi sederhana yang penuh makna Mungkin salah satu makna dari definisi itu adalah karya Buku Antologi Puisi ini merupakan kumpulan puisi yang tertulis sebagai akibat dari beberapa kejadian hidup Salah satu puisi pembuka adalah rindu Di sebuah senja kala itu Ketika rona cahayanya yang kian menipis Sebuah pertemuan kala itu cukup meninggalkan rindu pertemuan pertemuan yang terjadi setelah pertemuan pertama Selayaknya pupuk bagi rindu dan cintaku Akarnya yang semakin menancap dan semakin dalam Setiap kali aku bersua di keheningan malam