PENAFSIRAN 55 32 Kesempatan bagi dan Persoalan tentang Penafsiran 55 33 Indeterminasi Relatif di Tingkat Rendah Hierarki Hukum 56 34 Indeterminasi yang Direncanakan di Tingkat Rendah 57 35 Indeterminasi yang Tidak Direncanakan di Tingkat Rendah 58 36 Norma sebagai Kerangka Mencakup Berbagai Kemungkinan Aplikasi 59 37 Apa yang Disebut Metode Penafsiran 61 38 Penafsiran sebagai Tindakan Kognisi atau Tindakan Berdasarkan Kehendak 62 39 Ilusi Kepastian Hukum 64 40 Masalah Kekosongan 64 41 Apa yang Disebut Kekosongan Teknis 65 42 Teori Kekosongan Pembuat Undang Undang 67 CATATAN CATATAN 72 APENDIKS Catatan catatan Tambahan 93 Skema Biografis 110 Bibliografi Beranotasi Singkat pada Literatur Sekunder Berbahasa Inggris 118 xiPENAFSIRAN 55 32 Kesempatan bagi dan Persoalan tentang Penafsiran 55 33 Indeterminasi Relatif di Tingkat Rendah Hierarki Hukum ... 56 34 Indeterminasi yang Direncanakan di Tingkat Rendah 57 35 Indeterminasi yang Tidak Direncanakan di Tingkat Rendah 58 36 Norma sebagai Kerangka Mencakup Berbagai Kemungkinan Aplikasi 59 37 Apa yang Disebut Metode Penafsiran 61 38 Penafsiran sebagai Tindakan Kognisi atau Tindakan Berdasarkan Kehendak 62 39 Ilusi Kepastian Hukum 64 40 Masalah Kekosongan 64 41 Apa yang Disebut Kekosongan Teknis 65 42 Teori Kekosongan Pembuat Undang Undang 67 CATATAN CATATAN 72 APENDIKS Catatan catatan Tambahan 93 Skema Biografis 110 Bibliografi Beranotasi Singkat pada Literatur Sekunder Berbahasa Inggris 118 xi