Sinopsis Buku: Buku ini membahas berbagai aspek terkait literasi dan keterbukaan informasi keuangan, serta upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan akses informasi di Indonesia. Dalam konteks literasi, buku ini menjelaskan pentingnya literasi sebagai tolok ukur kualitas pendidikan suatu negara, dengan mengacu pada survei internasional yang menempatkan Indonesia pada peringkat 60 dunia. Hasil survei tersebut dapat menjadi *good news* atau *bad news*, tergantung pada respons pemerintah dan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan literasi, pemerintah bersama dengan berbagai organisasi dan lembaga seperti Duta Baca Indonesia dan PT Pos Indonesia meluncurkan program pengiriman buku gratis setiap tanggal 17, sebagai langkah untuk meningkatkan minat baca dan akses terhadap sumber bacaan di seluruh Indonesia. Selain itu, buku ini juga membahas pentingnya keterbukaan informasi keuangan sebagai upaya pencegahan pengemplang pajak, serta tantangan yang dihadapi dalam pembukaan akses data perbankan. Buku ini juga menyajikan informasi terkait Undang-Undang Hak Cipta dan perlindungan terhadap karya cipta. Di sisi lain, buku ini juga menyoroti peran teknologi dalam mengakses bahan bacaan, terutama melalui smartphone yang menjadi media dominan untuk membaca di Indonesia. Dengan berbagai program dan inisiatif yang disebutkan, buku ini menjadi referensi yang relevan untuk memahami upaya-upaya peningkatan literasi dan keterbukaan informasi di Indonesia.
Ketua Bidang Pengkajian Persatuan Perbankan Umum Nasional Raden Pardede menilai permintaan Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany untuk membuka akses data perbankan sangat sulit dilakukan Pasalnya kalangan perbankan masih khawatir ada data nasabah yang bocor dan disalahgunakan oleh oknum aparat Direktorat Jenderal Ditjen Pajak
Jumlah Halaman | 54 |
---|---|
Kategori | Ekonomi |
Penerbit | Tempo Publishing |
Tahun Terbit | 2021 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-05-0770-0 |