Sinopsis: Melia adalah seorang anak perempuan berusia 12 tahun yang memiliki imajinasi yang sangat kaya. Ia suka berkhayal di mana pun ia berada, baik di rumah, di sekolah, di mall, maupun di tempat lain. Namun, kebiasaannya ini sering membuatnya menabrak orang atau benda di sekitarnya, sehingga ia kerap disebut “orang gila” oleh teman-temannya. Meskipun begitu, Melia tidak pernah menyadari bahwa ia sedang diomeli, karena ia terlalu sibuk berkhayal. Suatu hari, Melia dan keluarganya sedang berada di bandara untuk melakukan perjalanan ke Pulau Bali. Namun, karena melamun, Melia terlepas dari keluarganya. Ia akhirnya ditemukan oleh petugas bandara dan diarahkan ke Pusat Informasi. Di sana, ia bertemu dengan keluarganya yang telah menunggu dengan kesal. Dalam situasi ini, Melia belajar bahwa berkhayal bukan berarti boleh mengabaikan tanggung jawab atau keadaan nyata. Cerita ini menggambarkan perjalanan Melia dalam memahami batas-batas antara imajinasi dan kenyataan, serta bagaimana ia belajar mengendalikan khayalannya tanpa kehilangan semangat berkhayal yang menjadi bagian dari dirinya. Buku ini juga menggambarkan peran keluarga dalam mendukung dan mengarahkan anak-anak dalam mengembangkan imajinasi sekaligus mengingatkan mereka untuk tetap waspada dan bertanggung jawab.
Sinopsis: Melia adalah seorang anak perempuan berusia 12 tahun yang memiliki imajinasi yang sangat kaya. Ia suka berkhayal di mana pun ia berada, baik di rumah, di sekolah, di mall, maupun di tempat lain. Namun, kebiasaannya ini sering membuatnya menabrak orang atau benda di sekitarnya, sehingga ia kerap disebut “orang gila” oleh teman-temannya. Meskipun begitu, Melia tidak pernah menyadari bahwa ia sedang diomeli, karena ia terlalu sibuk berkhayal. Suatu hari, Melia dan keluarganya sedang berada di bandara untuk melakukan perjalanan ke Pulau Bali. Namun, karena melamun, Melia terlepas dari keluarganya. Ia akhirnya ditemukan oleh petugas bandara dan diarahkan ke Pusat Informasi. Di sana, ia bertemu dengan keluarganya yang telah menunggu dengan kesal. Dalam situasi ini, Melia belajar bahwa berkhayal bukan berarti boleh mengabaikan tanggung jawab atau keadaan nyata. Cerita ini menggambarkan perjalanan Melia dalam memahami batas-batas antara imajinasi dan kenyataan, serta bagaimana ia belajar mengendalikan khayalannya tanpa kehilangan semangat berkhayal yang menjadi bagian dari dirinya. Buku ini juga menggambarkan peran keluarga dalam mendukung dan mengarahkan anak-anak dalam mengembangkan imajinasi sekaligus mengingatkan mereka untuk tetap waspada dan bertanggung jawab.
Jumlah Halaman | 112 |
---|---|
Kategori | Novel |
Penerbit | CV. Pustaka MediaGuru |
Tahun Terbit | 2019 |
ISBN | 978-623-217-017-9 |
eISBN |