Satu demi satu pelayat semakin memenuhi rumah duka Kulihat kedua orang tua Farhan duduk diam penuh duka sambil memeluk kedua cucunya Dua anak balita itu benar benar telah ditinggal ibunya untuk selamanya Farhan bangkit dari duduknya dan mengambil sesuatu di atas meja tak jauh dari tempat kami duduk Bacalah Fina Farhan menyerahkan sebuah buku bercover coklat muda bergambar setangkai mawar layu di bagian depannya padaku Jangan Tiba tiba sebuah suara mengejutkanku Seorang perempuan berkerudung hitam menghampiri kami dan duduk tepat di depanku Andini Sapaku ketika menyadari ternyata yang di depanku ini adalah perempuan yang mengaku adik Ratih pada malam itu Ya Mbak Fina Aku Andini jawabnya pelan tapi terdengar tegas Kumohon Mbak Fina tidak usah membaca diary Mbak Ratih itu Pintanya Perempuan ini tampaknya tidak ingin aku mengetahui isi diary ini Mhmm apakah ada kaitannya dengan dirinya Aku mengernyitkan dahi dan memandang Farhan meminta penjelasan Tidak Andini Fina harus membacanya Ratih menginginkan itu Tegas Farhan meyakinkan Perempuan bernama Andini itu tidak bisa membantah Sikap tegas Farhan telah membuat dia terdiam Dia mengambil posisi duduk di samping Farhan Sepertinya dia tidak ingin aku berdekat dekat dengan Farhan Aku menatap lekat perempuan di depanku ini Dia juga tampak berduka dengan kepergian Ratih Tapi mengapa Ratih tiba tiba meninggal Apa yang terjadi padanya Inikah maksud SMS Ratih beberapa hari lalu Akankah jawabnya akan kutemukan di buku ini tiba tiba pikiran itu berkelebat di kepalaku Buku diary coklat muda itu kusimpan dengan baik di dalam tasku Satu demi satu pelayat semakin memenuhi rumah duka Kulihat kedua orang tua Farhan duduk diam penuh duka sambil memeluk kedua cucunya Dua anak balita itu benar benar telah ditinggal ibunya untuk selamanya Farhan bangkit dari duduknya dan mengambil sesuatu di atas meja tak jauh dari tempat kami duduk Bacalah Fina ... Farhan menyerahkan sebuah buku bercover coklat muda bergambar setangkai mawar layu di bagian depannya padaku Jangan Tiba tiba sebuah suara mengejutkanku Seorang perempuan berkerudung hitam menghampiri kami dan duduk tepat di depanku Andini Sapaku ketika menyadari ternyata yang di depanku ini adalah perempuan yang mengaku adik Ratih pada malam itu Ya Mbak Fina Aku Andini jawabnya pelan tapi terdengar tegas Kumohon Mbak Fina tidak usah membaca diary Mbak Ratih itu Pintanya Perempuan ini tampaknya tidak ingin aku mengetahui isi diary ini Mhmm apakah ada kaitannya dengan dirinya Aku mengernyitkan dahi dan memandang Farhan meminta penjelasan Tidak Andini Fina harus membacanya Ratih menginginkan itu Tegas Farhan meyakinkan Perempuan bernama Andini itu tidak bisa membantah Sikap tegas Farhan telah membuat dia terdiam Dia mengambil posisi duduk di samping Farhan Sepertinya dia tidak ingin aku berdekat dekat dengan Farhan Aku menatap lekat perempuan di depanku ini Dia juga tampak berduka dengan kepergian Ratih Tapi mengapa Ratih tiba tiba meninggal Apa yang terjadi padanya Inikah maksud SMS Ratih beberapa hari lalu Akankah jawabnya akan kutemukan di buku ini tiba tiba pikiran itu berkelebat di kepalaku Buku diary coklat muda itu kusimpan dengan baik di dalam tasku