Sinopsis Buku: Buku ini menggali konsep "aturan dogmatis" dalam konteks teori sosial, dengan mempertanyakan signifikansi, relevansi, dan fleksibilitas dari karya-karya teoretis yang dianggap mendasar dalam praktek analisis sosial. Penulis menjelaskan bahwa bentuk-bentuk karya teoretis tidak sepenuhnya baku, melainkan dinamis, terbuka terhadap interpretasi ulang dan penafsiran baru. Dalam proses ini, karya-karya pemikir terkemuka dan perspektif analitis tertentu menjadi referensi, tetapi tidak bersifat mutlak atau dogmatis. Buku ini juga menyoroti bahwa teori sosial terbentuk dari berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, ekonomi politik, filsafat, psikoanalisis, dan linguistik, serta dari pengembangan teori dalam studi feminisme dan budaya. Meskipun terdapat perbedaan pendapat dan kontroversi mengenai nilai relatif dari berbagai perspektif, ada kesepahaman yang mengejutkan dalam komunitas teoretisi sosial mengenai luasnya perspektif yang dijumpai dalam teori sosial. Selain itu, buku ini mengkritik kecenderungan "Eurosentrisme", "seksisme", dan logosentrisme dalam teori sosial, namun tetap mengakui keberadaan naskah dan penulis "besar" yang memberikan landasan teori sosial, terutama karya para tokoh terkemuka abad ke-19 yang berupaya memahami transformasi besar dalam kehidupan sosial modern. Buku ini juga menyajikan masalah aturan dogmatis, interpretasi terhadap tradisi pemikiran sosial, dan proses (de)/(re)konstruksi aturan dogmatis. Selain itu, buku ini membahas konsep metateorisasi dalam sosiologi, termasuk definisi, prevalensi, isu-isu utama, tujuan, proses, dan produk kegiatan teorisasi sosiologi. Dengan demikian, buku ini memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika, kompleksitas, dan perkembangan teori sosial, serta mengajak pembaca untuk kritis dan terbuka terhadap berbagai perspektif dan kontribusi dalam bidang ini.
Sinopsis Buku: Buku ini menggali konsep \"aturan dogmatis\" dalam konteks teori sosial, dengan mempertanyakan signifikansi, relevansi, dan fleksibilitas dari karya-karya teoretis yang dianggap mendasar dalam praktek analisis sosial. Penulis menjelaskan bahwa bentuk-bentuk karya teoretis tidak sepenuhnya baku, melainkan dinamis, terbuka terhadap interpretasi ulang dan penafsiran baru. Dalam proses ini, karya-karya pemikir terkemuka dan perspektif analitis tertentu menjadi referensi, tetapi tidak bersifat mutlak atau dogmatis. Buku ini juga menyoroti bahwa teori sosial terbentuk dari berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, ekonomi politik, filsafat, psikoanalisis, dan linguistik, serta dari pengembangan teori dalam studi feminisme dan budaya. Meskipun terdapat perbedaan pendapat dan kontroversi mengenai nilai relatif dari berbagai perspektif, ada kesepahaman yang mengejutkan dalam komunitas teoretisi sosial mengenai luasnya perspektif yang dijumpai dalam teori sosial. Selain itu, buku ini mengkritik kecenderungan \"Eurosentrisme\", \"seksisme\", dan logosentrisme dalam teori sosial, namun tetap mengakui keberadaan naskah dan penulis \"besar\" yang memberikan landasan teori sosial, terutama karya para tokoh terkemuka abad ke-19 yang berupaya memahami transformasi besar dalam kehidupan sosial modern. Buku ini juga menyajikan masalah aturan dogmatis, interpretasi terhadap tradisi pemikiran sosial, dan proses (de)/(re)konstruksi aturan dogmatis. Selain itu, buku ini membahas konsep metateorisasi dalam sosiologi, termasuk definisi, prevalensi, isu-isu utama, tujuan, proses, dan produk kegiatan teorisasi sosiologi. Dengan demikian, buku ini memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika, kompleksitas, dan perkembangan teori sosial, serta mengajak pembaca untuk kritis dan terbuka terhadap berbagai perspektif dan kontribusi dalam bidang ini.