Sinopsis Buku: Buku ini adalah bagian dari Seri Cerita-Cerita Nusantara yang menceritakan kisah-kisah legenda dari Provinsi Bengkulu. Dalam buku ini, pembaca akan menyaksikan perjalanan hidup dan kisah heroik dari Raja Ratu Agung, seorang raja yang dianggap sebagai jelmaan dari Dewa Gunung Bungkuk. Raja Ratu Agung memimpin Kerajaan Sungai Serut dengan bijaksana dan arif. Ia memiliki enam putra dan satu putri, di antaranya Putri Gading Cempaka, yang dikenal dengan kecantikannya yang luar biasa. Kecantikan Putri Gading Cempaka menarik perhatian banyak pangeran dari berbagai kerajaan, tetapi ia menolak semua lamaran karena belum cukup umur. Seiring waktu, ia tumbuh menjadi wanita dewasa yang semakin terkenal. Pada akhir hayat Raja Ratu Agung, ia mewasiatkan dua pesan penting kepada keluarga. Setelah Raja Ratu Agung wafat, Putri Gading Cempaka mengalami kesedihan mendalam, tetapi akhirnya ia menerima kepergian ayahandanya dengan berdoa agar ayahandanya tenang di alam kubur. Setelah Raja Ratu Agung wafat, Anak Dalam, salah satu dari keenam putra Raja Ratu Agung, dinobatkan menjadi raja yang adil dan bijaksana. Dalam cerita ini, juga disampaikan asal muasal munculnya nama Bengkulu, yang berkaitan dengan penolakan lamaran Pangeran Muda Aceh kepada Putri Gading Cempaka. Kisah ini menggambarkan kehidupan, keadilan, dan kepercayaan masyarakat Bengkulu terhadap nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal. Dengan narasi yang menarik dan penuh makna, buku ini menjadi pengantar bagi pembaca untuk lebih mengenal budaya dan sejarah Provinsi Bengkulu melalui kisah legenda yang dilestarikan oleh masyarakat.
Sinopsis Buku: Buku ini adalah bagian dari Seri Cerita-Cerita Nusantara yang menceritakan kisah-kisah legenda dari Provinsi Bengkulu. Dalam buku ini, pembaca akan menyaksikan perjalanan hidup dan kisah heroik dari Raja Ratu Agung, seorang raja yang dianggap sebagai jelmaan dari Dewa Gunung Bungkuk. Raja Ratu Agung memimpin Kerajaan Sungai Serut dengan bijaksana dan arif. Ia memiliki enam putra dan satu putri, di antaranya Putri Gading Cempaka, yang dikenal dengan kecantikannya yang luar biasa. Kecantikan Putri Gading Cempaka menarik perhatian banyak pangeran dari berbagai kerajaan, tetapi ia menolak semua lamaran karena belum cukup umur. Seiring waktu, ia tumbuh menjadi wanita dewasa yang semakin terkenal. Pada akhir hayat Raja Ratu Agung, ia mewasiatkan dua pesan penting kepada keluarga. Setelah Raja Ratu Agung wafat, Putri Gading Cempaka mengalami kesedihan mendalam, tetapi akhirnya ia menerima kepergian ayahandanya dengan berdoa agar ayahandanya tenang di alam kubur. Setelah Raja Ratu Agung wafat, Anak Dalam, salah satu dari keenam putra Raja Ratu Agung, dinobatkan menjadi raja yang adil dan bijaksana. Dalam cerita ini, juga disampaikan asal muasal munculnya nama Bengkulu, yang berkaitan dengan penolakan lamaran Pangeran Muda Aceh kepada Putri Gading Cempaka. Kisah ini menggambarkan kehidupan, keadilan, dan kepercayaan masyarakat Bengkulu terhadap nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal. Dengan narasi yang menarik dan penuh makna, buku ini menjadi pengantar bagi pembaca untuk lebih mengenal budaya dan sejarah Provinsi Bengkulu melalui kisah legenda yang dilestarikan oleh masyarakat.
Jumlah Halaman | 80 |
---|---|
Kategori | Pustaka Anak |
Penerbit | KYTA |
Tahun Terbit | 2020 |
ISBN | 978-623-7071-64-8 |
eISBN |