Sinopsis Buku Seren Taun: Merawat Tradisi di Cigugur-Kuningan Buku *Seren Taun: Merawat Tradisi di Cigugur-Kuningan* menggambarkan upacara adat Seren Taun yang dilaksanakan oleh masyarakat Sunda di Cigugur, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Seren Taun merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Sunda kepada Tuhan atas hasil bumi yang telah mereka terima, seperti hasil panen padi, umbi-umbian, buah-buahan, dan segala sesuatu yang mendukung kelangsungan hidup mereka. Upacara ini tidak hanya merupakan bagian dari tradisi budaya Sunda, tetapi juga menjadi simbol dari hubungan harmonis antara manusia dengan alam dan Tuhan. Buku ini menjelaskan secara rinci sejarah, makna, dan prosesi pelaksanaan Seren Taun, termasuk siapa yang menyelenggarakannya, kapan, dan di mana upacara tersebut dilakukan. Selain itu, buku ini juga menyoroti peran masyarakat Baduy dalam tradisi ini serta keterlibatan Yayasan Trimulya dalam pengelolaan dan pelestarian budaya. Terdapat pula penjelasan mengenai ritual-ritual khas yang dilakukan dalam Seren Taun, seperti Ngajayak, Tari Buyung, Angklung Buncis, Berdo’a Bersama, dan Nutu. Selain itu, buku ini juga menjelaskan kekayaan budaya Indonesia yang beragam, termasuk budaya Sunda, Jawa, Betawi, Batak, Minangkabau, Bali, Bugis, Dayak, Minahasa, Ambon, Flores, dan lainnya. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menjadi panduan tentang Seren Taun, tetapi juga menjadi pengenalan mengenai keberagaman budaya Indonesia yang harmonis, yang menjadi dasar semboyan negara kita, *Bhinneka Tunggal Ika*.
Kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam mempunyai kekhasannya masing masing salah satunya adalah kebudayaan Sunda yang tersebar di daerah provinsi Jawa Barat dan Banten Cigugur Kabupaten Kuningan adalah salah satu wilayah di mana masyarakatnya yang hingga saat ini masih menyelenggarakan upacara adat sunda Seren Taun Seren Taun merupakan upacara adat bersyukur yang dilakukan oleh masyarakat agraris sunda kepada Tuhan atas segala yang terjadi selama satu tahun ke belakang dan permohonan untuk sesuatu yang lebih baik di tahun selanjutnya khususnya di bidang pertanian Upacara adat ini dilaksanakan setiap tahun pada 22 Rayagung pada penanggalan Saka Seren Taun tidak hanya milik masyarakat Cigugur atau Sunda pada umumnya tetapi beberapa etnis masyarakat Flores Bali Dayak Baduy hadir dan turut serta dalam kegiatan tersebut Hadirnya berbagai etnis pada upacara Seren Taun tersebut menunjukkan bahwa perbedaan dan keragaman budaya yang ada di Indonesia bukanlah suatu penghalang bahkan menjadi media untuk saling memahami menghormati dan menghargai Pluralitas adalah salah satu hal yang dapat dipelajari dari upacara adat Seren Taun ini Perbedaan etnis ras budaya bahasa bahkan kepercayaan melebur menjadi satu atas nama manusia dan hubungannya dengan alam
Jumlah Halaman | 83 |
---|---|
Kategori | Sosial |
Penerbit | Deepublish |
Tahun Terbit | 2020 |
ISBN | 978-623-02-1117-1 |
eISBN | 978-623-02-1267-3 |