Sinopsis Singkat Buku: "Masa Lalu, Bukan untuk Dilupakan ." Di tengah suasana damai yang dihiasi oleh aliran sungai Seine yang menenangkan, dua saudara, Kevin dan Davin, terus bermain-main dengan kebiasaan mereka yang selalu ribut. Kevin, pemuda jahil berusia 20 tahun, sering kali membuat Davin, adiknya yang lebih kecil, merasa tak nyaman. Meski usianya hanya terpaut tiga tahun, perbedaan sikap mereka jauh lebih besar. Kevin yang dianggap nakal dan Davin yang sering terusik oleh tindakan kakaknya, membawa kisah ini ke arah yang tidak terduga. Dalam perjalanan mereka ke rumah, Kevin menunjukkan foto seorang perempuan yang ia anggap sangat cantik, yang ia sebut sebagai “Tuan Putrinya”. Namun, Davin justru merespons dengan cara yang berbeda, bahkan melempar bantal kepada Kevin. Kehidupan mereka berdua, yang selalu terlibat dalam permainan dan konflik kecil, terasa lebih dalam ketika mereka berada di bawah menara kebanggaan Perancis, tempat yang dianggap mampu menenangkan hati siapa pun. Di balik semua kejadian itu, terdapat seorang ibu yang dengan penuh kasih mengawasi dan mengarahkan dua anaknya. Dengan penuh kehangatan dan kesabaran, ia mencoba mengingatkan Kevin untuk menjaga adiknya, sementara Davin, meski terlihat mudah terganggu, memiliki perasaan dan keinginan yang lebih dalam dari yang terlihat. Buku ini menggambarkan kehidupan seorang ibu dan dua anaknya yang berusaha beradaptasi dalam kehidupan yang penuh dinamika. Di balik konflik kecil dan tawa yang sering muncul, tersembunyi kisah kekeluargaan yang hangat dan penuh makna. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh emosi, *Masa Lalu, Bukan untuk Dilupakan .* membawa pembaca ke dalam dunia yang penuh perasaan, kebiasaan, dan kehangatan keluarga.
Sinopsis Singkat Buku: \"Masa Lalu, Bukan untuk Dilupakan .\" Di tengah suasana damai yang dihiasi oleh aliran sungai Seine yang menenangkan, dua saudara, Kevin dan Davin, terus bermain-main dengan kebiasaan mereka yang selalu ribut. Kevin, pemuda jahil berusia 20 tahun, sering kali membuat Davin, adiknya yang lebih kecil, merasa tak nyaman. Meski usianya hanya terpaut tiga tahun, perbedaan sikap mereka jauh lebih besar. Kevin yang dianggap nakal dan Davin yang sering terusik oleh tindakan kakaknya, membawa kisah ini ke arah yang tidak terduga. Dalam perjalanan mereka ke rumah, Kevin menunjukkan foto seorang perempuan yang ia anggap sangat cantik, yang ia sebut sebagai “Tuan Putrinya”. Namun, Davin justru merespons dengan cara yang berbeda, bahkan melempar bantal kepada Kevin. Kehidupan mereka berdua, yang selalu terlibat dalam permainan dan konflik kecil, terasa lebih dalam ketika mereka berada di bawah menara kebanggaan Perancis, tempat yang dianggap mampu menenangkan hati siapa pun. Di balik semua kejadian itu, terdapat seorang ibu yang dengan penuh kasih mengawasi dan mengarahkan dua anaknya. Dengan penuh kehangatan dan kesabaran, ia mencoba mengingatkan Kevin untuk menjaga adiknya, sementara Davin, meski terlihat mudah terganggu, memiliki perasaan dan keinginan yang lebih dalam dari yang terlihat. Buku ini menggambarkan kehidupan seorang ibu dan dua anaknya yang berusaha beradaptasi dalam kehidupan yang penuh dinamika. Di balik konflik kecil dan tawa yang sering muncul, tersembunyi kisah kekeluargaan yang hangat dan penuh makna. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh emosi, *Masa Lalu, Bukan untuk Dilupakan .* membawa pembaca ke dalam dunia yang penuh perasaan, kebiasaan, dan kehangatan keluarga.
Jumlah Halaman | 242 |
---|---|
Kategori | Novel |
Penerbit | Rumah Oranye |
Tahun Terbit | 2014 |
ISBN | 978-602-1588-63-5 |
eISBN |