Buku ini hendak menegaskan bahwa pembelaan terhadap para migran dan pengungsi memiliki kememadaian teologis karena hakikat Allah adalah Sang Migran itu sendiri Teologi migrasi Paus Fransiskus memperlihatkan Allah sebagai Pelintas Batas batas yang menghendaki manusia untuk juga melintas dan melampaui batas batas yang dengan demikian menggenapi panggilan untuk membangun persaudaraan universal Melalui keutamaan keutamaan kodrati dan Kristiani yang memampukan manusia untuk hidup dalam tegangan panggilan melintas batas ini dapat diusahakan tanpa mengabaikan identitas kultural dan kekayaan lokalitas dan kebangsaan manusia Penulis sendiri berproses secara personal dalam persoalan ini yang berawal dari pengalamannya selama menjalani tahun orientasi kerasulan di Jesuit Refugee Service JRS Indonesia Dengan demikian buku ini bukan saja merupakan pemikiran teologis akademis tetapi diperkaya juga dengan keterlibatan personal penulis di dalamnya Buku ini hendak menegaskan bahwa pembelaan terhadap para migran dan pengungsi memiliki kememadaian teologis karena hakikat Allah adalah Sang Migran itu sendiri Teologi migrasi Paus Fransiskus memperlihatkan Allah sebagai Pelintas Batas batas yang menghendaki manusia untuk juga melintas dan melampaui batas batas yang dengan demikian menggenapi panggilan untuk membangun persaudaraan universal ...Melalui keutamaan keutamaan kodrati dan Kristiani yang memampukan manusia untuk hidup dalam tegangan panggilan melintas batas ini dapat diusahakan tanpa mengabaikan identitas kultural dan kekayaan lokalitas dan kebangsaan manusia Penulis sendiri berproses secara personal dalam persoalan ini yang berawal dari pengalamannya selama menjalani tahun orientasi kerasulan di Jesuit Refugee Service JRS Indonesia Dengan demikian buku ini bukan saja merupakan pemikiran teologis akademis tetapi diperkaya juga dengan keterlibatan personal penulis di dalamnya