Sinopsis Buku: Di tengah suasana taman yang asri dan penuh warna, Rara, seorang anak perempuan berusia tiga tahun, duduk sendiri di sudut taman sambil memainkan jari telunjuknya di atas rumput hijau. Ia tampak acuh terhadap teriakan teman-temannya yang sedang bermain tebak hewan. Meski di sekitarnya penuh tawa dan kegembiraan, Rara terlihat terpaku pada gawainya, seolah terjebak dalam dunianya sendiri. Namun, kebiasaan ini tidak hanya membuatnya terasingkan dari lingkungan sekitar, tapi juga memicu reaksi yang lebih serius: kejang-kejang yang sering terjadi ketika emosinya tidak terpenuhi. Rara, yang bernama lengkap Khadra Huriyatu Syaban, memiliki kebiasaan mengabaikan lingkungan sekitarnya, termasuk saat orang tua dan pengasuhnya berbicara. Dalam buku ini, cerita menggambarkan bagaimana Rara, seorang anak yang tampaknya terasing, ditemani oleh pengasuhnya yang mencoba mengajaknya bermain, namun Rara tetap memilih untuk tetap berada di dunianya sendiri. Kehidupan sehari-harinya penuh dengan kejang yang terjadi ketika ia marah atau kecewa, terutama ketika keinginannya tidak terpenuhi. Cerita ini berlanjut hingga malam hari, ketika Rara masih terpaku pada gawainya, meski mama Rara sudah berusaha membangunkannya dan memandikannya untuk tidur. Keesokan harinya, mama dan papa Rara membawa anaknya ke dokter, mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa tentang kondisi Rara. Dengan latar belakang kehidupan sehari-hari yang penuh dengan emosi dan kebiasaan, buku ini menggambarkan perjalanan Rara dari kebiasaan mengabaikan lingkungan hingga kecemasan dan kejang yang muncul dari ketidakpuasan emosional. Cerita ini dirancang untuk anak-anak usia 9–13 tahun, dengan harapan dapat memberikan pembelajaran tentang pentingnya komunikasi, pengelolaan emosi, dan pentingnya kehadiran orang tua dalam mengarahkan anak-anak menuju kehidupan yang lebih sehat dan seimbang.
Sinopsis Buku: Di tengah suasana taman yang asri dan penuh warna, Rara, seorang anak perempuan berusia tiga tahun, duduk sendiri di sudut taman sambil memainkan jari telunjuknya di atas rumput hijau. Ia tampak acuh terhadap teriakan teman-temannya yang sedang bermain tebak hewan. Meski di sekitarnya penuh tawa dan kegembiraan, Rara terlihat terpaku pada gawainya, seolah terjebak dalam dunianya sendiri. Namun, kebiasaan ini tidak hanya membuatnya terasingkan dari lingkungan sekitar, tapi juga memicu reaksi yang lebih serius: kejang-kejang yang sering terjadi ketika emosinya tidak terpenuhi. Rara, yang bernama lengkap Khadra Huriyatu Syaban, memiliki kebiasaan mengabaikan lingkungan sekitarnya, termasuk saat orang tua dan pengasuhnya berbicara. Dalam buku ini, cerita menggambarkan bagaimana Rara, seorang anak yang tampaknya terasing, ditemani oleh pengasuhnya yang mencoba mengajaknya bermain, namun Rara tetap memilih untuk tetap berada di dunianya sendiri. Kehidupan sehari-harinya penuh dengan kejang yang terjadi ketika ia marah atau kecewa, terutama ketika keinginannya tidak terpenuhi. Cerita ini berlanjut hingga malam hari, ketika Rara masih terpaku pada gawainya, meski mama Rara sudah berusaha membangunkannya dan memandikannya untuk tidur. Keesokan harinya, mama dan papa Rara membawa anaknya ke dokter, mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa tentang kondisi Rara. Dengan latar belakang kehidupan sehari-hari yang penuh dengan emosi dan kebiasaan, buku ini menggambarkan perjalanan Rara dari kebiasaan mengabaikan lingkungan hingga kecemasan dan kejang yang muncul dari ketidakpuasan emosional. Cerita ini dirancang untuk anak-anak usia 9–13 tahun, dengan harapan dapat memberikan pembelajaran tentang pentingnya komunikasi, pengelolaan emosi, dan pentingnya kehadiran orang tua dalam mengarahkan anak-anak menuju kehidupan yang lebih sehat dan seimbang.
Jumlah Halaman | 78 |
---|---|
Kategori | Novel |
Penerbit | CV. Pustaka MediaGuru |
Tahun Terbit | 2020 |
ISBN | 978-623-272-747-2 |
eISBN |