Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan perjalanan sejarah dan pengaruh Sadrach dalam proses kristenisasi di Jawa Tengah, khususnya dalam membentuk Gereja Kristen Kerasulan Indonesia (GKKI). Dengan pendekatan reflektif dan menggabungkan data dari literatur dan sumber lisan, penulis menguraikan bagaimana Sadrach berhasil menjadi penginjil yang sukses dalam konteks budaya Jawa, dengan mempertahankan nilai-nilai spiritual dan kultural lokal. Sadrach tidak hanya memperkenalkan Kristus secara teologis, tetapi lebih pada dimensi antropologis, yaitu dengan menghadirkan Allah dalam konteks kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Proses kristenisasi yang dijalani Sadrach bukanlah sekadar pengaruh dari kekuatan agama Barat, tetapi merupakan hasil dari interaksi antara nilai-nilai lokal dan iman Kristen yang dihayati secara mendalam. Buku ini juga menyoroti pentingnya warisan Kerasulan Sadrach yang tetap hidup dalam GKKI sebagai gereja yang memiliki visi, rencana, dan tujuan luhur. Sejarah Kerasulan Sadrach bukan hanya dokumen formal, tetapi merupakan konsensus keyakinan yang terbentuk dari iman, doa, dan perjuangan bersama. Dengan menggambarkan perjuangan Sadrach dan para pendirinya, buku ini menjadi pengingat bahwa GKKI tidak hanya sekadar institusi gereja, tetapi juga wadah pemasyuran kabar baik dalam terang firman Tuhan dan kesahajaan budaya Jawa. Dalam konteks ini, Kristus dihadirkan secara kultural, yaitu “Kristus yang men-Jawa”, yang menjadi inti dari perjalanan iman Sadrach dan GKKI. Buku ini merupakan bagian penting dari fenomena Sadrach yang harus dipahami dalam konteks sejarah gereja dan perkembangan keagamaan di Nusantara, serta sebagai warisan yang harus dilestarikan dan dihidupi.
Sadrach atau yang sering disebut Kiai Sadrach adalah tokoh yang banyak menjadi pembicaraan dalam sejarah penginjilan di Jawa Upayanya menjadikan jemaat Kristen ala Nusantara menuai perdebatan panjang terutama oleh penginjil Eropa Padahal Sadrach memberikan jasa yang besar bagi pertumbuhan umat Kristen khususnya di Jawa Tengah Ia pun dikaitkan dengan Gereja Kristen Jawa GKJ Akan tetapi sebenarnya dalam cakupan jemaat Sadrach terdapat gereja yang jemaatnya meneruskan alur langsung dari gereja kepemimpinan Sadrach Gereja tersebut adalah Gereja Kristen Kerasulan Indonesia GKKI Sejarah lahirnya GKKI dimulai setelah Rasul Sadrach meninggal dunia 14 November 1924 Yotham Martorejo kemudian menjadi pemimpin jemaat Karena merasa tidak memiliki kapasitas seperti ayahnya Rasul Sadrach ia kemudian meletakkan jabatannya pada tanggal 1 Mei 1933 dan digantikan oleh Kefas Tjitro Wirjo Pada tahun 1968 gereja yang semula bernama Gereja Kerasulan Zebulan kemudian Gereja Kerasulan Sadrach ini atas rekomendasi Dirjen Bimas Kristen menjadi Gereja Kristen Kerasulan Indonesia hingga sekarang Buku ini berupaya menyisir alur gerakan kerasulan Sadrach hingga menjadi GKKI Anda akan diajak memahami karakteristik gereja kerasulan serta eksistensinya hingga saat ini Ditulis dengan hati yang tenang dan kepala dingin buku ini akan membawa suasana damai bagi setiap pembaca dalam menghayati gerakan kerasulan Sadrach dan sejarah GKKI Sejarah Sadrach berada dalam kedaulatan Allah Allah turut bekerja di dalam setiap jengkal perjalanan penginjil pribumi ini Allah menciptakan dan mengiringi sejarah sampai pada ujung perjalanan sejarah yaitu kedatangan kembali Kristus dan sejarah Sadrach berada dalam kerangka itu Dalam perspektif semacam itulah penulis mengajak pembaca untuk menghadapi dinamika Sadrach sehingga Tuhan dimuliakan dalam sepanjang sejarah itu Selamat Membaca nbsp Abednego Tri Gumono M Pd Dosen Universitas Pelita Harapan Tangerang