Remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap berbagai permasalahan kesehatan reproduksi termasuk infeksi menular seksual kehamilan tidak diinginkan perilaku seksual berisiko aborsi dan dampak psikologis yang menyertainya di Bali tantangan ini menjadi semakin kompleks karena harus berhadapan dengan perubahan sosial budaya yang intens Perilaku peduli kesehatan reproduksi dalam pergaulan remaja dipengaruhi oleh faktor internal seperti pencarian identitas dan konflik batin yang khas dalam masa transisi menuju dewasa di sisi lain faktor eksternal seperti anggapan tabu terhadap isu isu seksual dan kesehatan reproduksi dalam budaya lokal juga menjadi tantangan serius dalam upaya edukasi Monograf ini mengangkat realitas tersebut dalam konteks lokal Bali dengan menyoroti bagaimana nilai nilai tradisional dalam kelompok kearifan lokal remaja dapat menjadi kekuatan strategis untuk menjembatani kebijakan nasional dan pendekatan edukatif yang efektif dalam peningkatan kepedulian tentang kesehatan reproduksi pada remaja