Sinopsis Buku "Relung Sendu" Buku antologi puisi ini mengumpulkan karya-karya dari 28 penyair santri Darun Nun, yang menggambarkan kekayaan ekspresi sastra dalam bentuk puisi. Setiap puisi dalam buku ini dibuat dengan penuh perhatian terhadap pemilihan diksi, penggunaan rima, serta bahasa figuratif yang mampu menyampaikan makna lebih dalam. Dalam buku ini, rindu menjadi tema yang sering diungkapkan dengan berbagai stile, seperti dalam puisi “Dermaga” yang menggambarkan rindu sebagai penantian dengan bekal emosi yang dalam. Beberapa penyair seperti Neng Sumiyati menonjolkan keahlian dalam penggunaan rima yang konsisten, seperti pada puisi “Dua Puluh” dan “Mengaku Saja”, yang mengulang bunyi akhir –uh untuk menciptakan kesan harmonis dan menarik. Sementara itu, puisi-puisi seperti “Terpaksa” dan “Senewen” menunjukkan gaya bahasa bebas yang lebih personal, mengekspresikan perasaan dalam bentuk yang sederhana namun mendalam. Buku ini juga menghadirkan berbagai topik yang unik, yang dikemas dengan bahasa yang menarik dan penuh makna. Dari puisi yang berasal dari mata yang basah hingga kaki yang renta, setiap bait menggambarkan perasaan manusia yang kompleks, seperti rindu yang berujung pada luka, atau sepi yang menjadi perih. Dengan 60 judul puisi yang beragam, "Relung Sendu" memberikan gambaran tentang dunia sastra yang kaya dan dalam, yang diciptakan oleh para santri Darun Nun sebagai bentuk ekspresi jiwa dan pemikiran mereka. Buku ini tidak hanya menjadi kumpulan puisi, tetapi juga menjadi wujud kecintaan terhadap sastra dan kehidupan spiritual yang mendalam.
Buku antologi puisi Relung Sendu karya santri santri Darun Nun ini banyak sekali meyuguhkan stile stile yang berbeda selain karena ada 28 penulis yang berkontribusi juga karena dalam satu buku ini terdapat 60 judul puisi yang masing masing memiliki topik yang unik dan dikemas dengan bahasa yang menarik