Sinopsis Buku: Buku ini membahas kisah *Seri Ramayana* dalam perspektif yang mendalam dan filosofis, dengan fokus pada konsep kepemimpinan yang disampaikan oleh Sri Rama Wijaya kepada dua Raja binathara, yaitu Prabu Bharata dan Prabu Gunawan Wibisana. Melalui wejangan *Ngelmu Hasthabrata*, buku ini menjelaskan bagaimana seorang pemimpin sejati harus meneladani delapan anasir alam sebagai lelaku dalam mengelola pemerintahan. Konsep ini dianggap sebagai bentuk kepemimpinan sejati yang mengandung nilai-nilai universal terkait kehidupan, agama, politik, dan keadilan. Selain itu, buku ini juga mengungkap makna religius dan spiritual dari kisah *Ramayana*, yang tidak sekadar tentang perang dan cinta, melainkan juga tentang karmaphala—hasil dari perbuatan manusia. Kisah ini digambarkan sebagai simbol perjalanan spiritual seorang manusia menuju kebenaran dan kematian dalam bentuk simbolis, sebagaimana dijelaskan dalam *Serat Wedhapurwaka*. Buku ini juga membahas peran penting dari para pujangga Jawa, khususnya para *Wali Sanga*, dalam mengadaptasi dan mengislamkan epos *Ramayana* dan *Mahabharata* agar sesuai dengan nilai-nilai keagamaan Islam di Jawa. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menyajikan kisah *Ramayana*, tetapi juga menjelaskan makna dan relevansinya dalam konteks kehidupan, agama, dan peradaban Jawa.
Sinopsis Buku: Buku ini membahas kisah *Seri Ramayana* dalam perspektif yang mendalam dan filosofis, dengan fokus pada konsep kepemimpinan yang disampaikan oleh Sri Rama Wijaya kepada dua Raja binathara, yaitu Prabu Bharata dan Prabu Gunawan Wibisana. Melalui wejangan *Ngelmu Hasthabrata*, buku ini menjelaskan bagaimana seorang pemimpin sejati harus meneladani delapan anasir alam sebagai lelaku dalam mengelola pemerintahan. Konsep ini dianggap sebagai bentuk kepemimpinan sejati yang mengandung nilai-nilai universal terkait kehidupan, agama, politik, dan keadilan. Selain itu, buku ini juga mengungkap makna religius dan spiritual dari kisah *Ramayana*, yang tidak sekadar tentang perang dan cinta, melainkan juga tentang karmaphala—hasil dari perbuatan manusia. Kisah ini digambarkan sebagai simbol perjalanan spiritual seorang manusia menuju kebenaran dan kematian dalam bentuk simbolis, sebagaimana dijelaskan dalam *Serat Wedhapurwaka*. Buku ini juga membahas peran penting dari para pujangga Jawa, khususnya para *Wali Sanga*, dalam mengadaptasi dan mengislamkan epos *Ramayana* dan *Mahabharata* agar sesuai dengan nilai-nilai keagamaan Islam di Jawa. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menyajikan kisah *Ramayana*, tetapi juga menjelaskan makna dan relevansinya dalam konteks kehidupan, agama, dan peradaban Jawa.