Sinopsis Buku: Buku ini menggali kritik mendalam terhadap visi universalitas Islam yang terdapat dalam teks-teks normatif seperti Al-Kitab dan Al-Hadis. Penulis mengusulkan bahwa klaim universalitas Islam—yang menyatakan bahwa agama ini selalu relevan di setiap zamannya—justru menjadi akar dari keterbelakangan umat Islam dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Meskipun kreatifitas umat Islam dalam bidang fiqh dan hukum agama telah menghasilkan banyak karya, produk-produk tersebut sering kali hanya menjadi barang antik yang tidak relevan dalam konteks zaman modern. Penulis, Syahrûr, menyoroti bahwa kegagalan umat Islam untuk mengaktualisasikan ajaran-ajaran tersebut dalam realitas dunia saat ini tidak hanya karena kurangnya keinginan, tetapi juga karena cara memahami teks-teks agama yang bersifat deduktif dan linier. Ia menekankan perlunya perubahan kerangka pikir agar Islam bisa menjadi dinamis dan relevan dengan konteks kontemporer. Dalam konteks sosial dan politik, umat Islam sering dianggap sebagai pihak yang terpinggirkan, bahkan dikam-bing-hitamkan oleh dunia Barat. Di bidang ekonomi dan sains, umat Islam juga kalah keterbelakangan dibandingkan dengan barat. Buku ini menantang umat Islam untuk kembali menjadi aktor utama dalam peradaban global, dengan membangun kerangka pemahaman yang lebih kontekstual dan inklusif terhadap ajaran Islam.
Jadi menurut Syahrur tidak semua yang dihasilkan oleh kreatifitas pemikiran manusia adalah musuh Islam Hanya saja kekosongan metodologi pengetahuan inilah yang kemudian menyebabkan mereka menganggap semua itu adalah sesat dan salah Hal tersebut yang secara pasti membawa kepada sikaf apriori dan ekslusif
Jumlah Halaman | 370 |
---|---|
Kategori | Agama |
Penerbit | Nuansa Cendekia |
Tahun Terbit | 2022 |
ISBN | 979-24-5641-4 |
eISBN | 978-623-335-283-3 |