Sinopsis Buku: Putu Sutawijaya, seorang anak muda asli Bali, sejak kecil sudah memiliki bakat seni rupa. Meski keluarganya memiliki keahlian di bidang seni musik tradisional, Putu lebih tertarik pada seni rupa. Seiring waktu, ia mulai merasa bahwa keahlian yang ia miliki masih jauh dari tingkat seniman yang dianggap mumpuni. Karena itu, ia memutuskan untuk mengejar pendidikan seni rupa di Yogyakarta, kota yang dianggap sebagai pusat seni dan budaya Indonesia. Putu akhirnya diterima di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, sebuah institusi yang menjadi tempat berkembangnya banyak seniman ternama. Di sana, ia bertemu dengan para perupa senior yang juga berasal dari Bali, serta seniman dari berbagai daerah yang membentuk *melting pot* seni Indonesia. Di Yogyakarta, Putu tidak hanya mengejar pendidikan, tetapi juga membangun komunitas seni yang bernama Sanggar Dewata Indonesia (SDI), yang bertujuan untuk menjaga dan mengembangkan seni rupa sebagai bagian dari identitas budaya Bali. Melalui pengalaman dan pendidikan yang didapat, Putu semakin memahami bahwa seni rupa bukan hanya sekadar keterampilan, tetapi juga cara untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan, keindahan, dan keunikan budaya. Kisah Putu ini menjadi inspirasi bagi para generasi muda, terutama dalam upaya melestarikan dan mengembangkan seni Jawa di Indonesia. Buku ini tidak hanya menceritakan perjalanan seorang seniman, tetapi juga menjelaskan pentingnya seni rupa sebagai bagian dari kehidupan dan kebudayaan yang penuh makna.
Sinopsis Buku: Putu Sutawijaya, seorang anak muda asli Bali, sejak kecil sudah memiliki bakat seni rupa. Meski keluarganya memiliki keahlian di bidang seni musik tradisional, Putu lebih tertarik pada seni rupa. Seiring waktu, ia mulai merasa bahwa keahlian yang ia miliki masih jauh dari tingkat seniman yang dianggap mumpuni. Karena itu, ia memutuskan untuk mengejar pendidikan seni rupa di Yogyakarta, kota yang dianggap sebagai pusat seni dan budaya Indonesia. Putu akhirnya diterima di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, sebuah institusi yang menjadi tempat berkembangnya banyak seniman ternama. Di sana, ia bertemu dengan para perupa senior yang juga berasal dari Bali, serta seniman dari berbagai daerah yang membentuk *melting pot* seni Indonesia. Di Yogyakarta, Putu tidak hanya mengejar pendidikan, tetapi juga membangun komunitas seni yang bernama Sanggar Dewata Indonesia (SDI), yang bertujuan untuk menjaga dan mengembangkan seni rupa sebagai bagian dari identitas budaya Bali. Melalui pengalaman dan pendidikan yang didapat, Putu semakin memahami bahwa seni rupa bukan hanya sekadar keterampilan, tetapi juga cara untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan, keindahan, dan keunikan budaya. Kisah Putu ini menjadi inspirasi bagi para generasi muda, terutama dalam upaya melestarikan dan mengembangkan seni Jawa di Indonesia. Buku ini tidak hanya menceritakan perjalanan seorang seniman, tetapi juga menjelaskan pentingnya seni rupa sebagai bagian dari kehidupan dan kebudayaan yang penuh makna.
Jumlah Halaman | 57 |
---|---|
Kategori | Umum |
Penerbit | Hikam Pustaka |
Tahun Terbit | 2021 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-311-702-9 |