Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan kehidupan seorang pria bernama Pak Rahmat, yang telah lama menjadi pengemudi rakit penyeberangan di sebuah kampung yang berada di sepanjang sungai. Dengan usaha dan tekad yang luar biasa, Pak Rahmat menjalani rutinitas yang sangat berat, mulai dari pukul 05.00 pagi hingga 23.00 malam, demi mengantarkan masyarakat kampung ke berbagai tempat seperti pasar, kota, sekolah, dan tempat kerja. Dengan biaya penyeberangan yang dibayarkan setiap hari pasar atau hari pekan, Pak Rahmat berusaha menafkahi keluarganya, termasuk dua anaknya, Farhan yang masih duduk di SMP dan Aisyah yang masih di kelas V SD. Kehidupan di kampung ini sederhana, dengan keberadaan surau dan masjid yang menjadi pusat keagamaan dan kegiatan masyarakat. Sungai yang melintang di kampung ini menjadi penghubung utama, dan rakit yang dibuat dari dua perahu yang digandengkan menjadi satu-satunya alat transportasi. Rakit ini berjalan berkat dorongan arus air dan sistem katrol yang dipasang di atas sungai, yang merupakan hasil bantuan pemerintah dan swadaya masyarakat. Buku ini tidak hanya mengisahkan kehidupan Pak Rahmat, tetapi juga menggambarkan semangat kerja keras, ketekunan, dan kepercayaan pada Tuhan yang menjadi prinsip hidup beliau. Dengan kehidupan yang sederhana namun penuh tantangan, Pak Rahmat menjadi contoh bagi banyak orang tentang bagaimana menjalani hidup dengan penuh semangat dan ketekunan, meskipun di tengah kesulitan. Buku ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi pembaca untuk terus berusaha dan tidak menyerah dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan kehidupan seorang pria bernama Pak Rahmat, yang telah lama menjadi pengemudi rakit penyeberangan di sebuah kampung yang berada di sepanjang sungai. Dengan usaha dan tekad yang luar biasa, Pak Rahmat menjalani rutinitas yang sangat berat, mulai dari pukul 05.00 pagi hingga 23.00 malam, demi mengantarkan masyarakat kampung ke berbagai tempat seperti pasar, kota, sekolah, dan tempat kerja. Dengan biaya penyeberangan yang dibayarkan setiap hari pasar atau hari pekan, Pak Rahmat berusaha menafkahi keluarganya, termasuk dua anaknya, Farhan yang masih duduk di SMP dan Aisyah yang masih di kelas V SD. Kehidupan di kampung ini sederhana, dengan keberadaan surau dan masjid yang menjadi pusat keagamaan dan kegiatan masyarakat. Sungai yang melintang di kampung ini menjadi penghubung utama, dan rakit yang dibuat dari dua perahu yang digandengkan menjadi satu-satunya alat transportasi. Rakit ini berjalan berkat dorongan arus air dan sistem katrol yang dipasang di atas sungai, yang merupakan hasil bantuan pemerintah dan swadaya masyarakat. Buku ini tidak hanya mengisahkan kehidupan Pak Rahmat, tetapi juga menggambarkan semangat kerja keras, ketekunan, dan kepercayaan pada Tuhan yang menjadi prinsip hidup beliau. Dengan kehidupan yang sederhana namun penuh tantangan, Pak Rahmat menjadi contoh bagi banyak orang tentang bagaimana menjalani hidup dengan penuh semangat dan ketekunan, meskipun di tengah kesulitan. Buku ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi pembaca untuk terus berusaha dan tidak menyerah dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Jumlah Halaman | 100 |
---|---|
Kategori | Novel |
Penerbit | CV. Cipta Media Edukasi |
Tahun Terbit | 2019 |
ISBN | 978-623-215-172-7 |
eISBN |