Problematika pembelajaran pada umumnya bersifat kompleks sedangkan kompleksitas belajar dan pembelajaran Hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor di antaranya Pengaruh Budaya Pengaruh Sejarah Hambatan Praktis Karakteristik Guru sebagai Pembelajar Karakteristik Siswa dan Proses Belajar Tingkat penyerapan dalam belajar 20 dari yang kita baca 30 dari yang kita dengar 40 dari yang kita lihat 50 dari yang kita katakan 60 dari yang kita kerjakan 90 dari yang kita lihat kita dengar kita katakan dan sekaligus kita kerjakan ungkapan seorang filosopher Khong Fu Tse 1 Yang saya dengar maka saya lupa 2 Yang saya lihat maka saya ingat 3 Yang saya lakukan maka saya mengerti memahami Dalam Creating The Future tujuan terpenting pendidikan adalah Belajar Bagaimana Belajar Luis Alberto Machado Ph D Semenjak Indonesia merdeka sudah mengalami perubahan kurikulum sekitar delapan kali Terutama di pendidikan dasar dan menengah Kurikulum pertama dirancang pada tahun 1968 yang menekankan pada pentingnya pembinaan moral budi pekerti agama kecerdasan serta fisik yang kuat dan sehat Kurikulum 1968 dianggap belum sempurna dan diganti dengan kurikulum 1975 Setelah dikaji lagi ternyata kurikulum 1975 juga dipandang belum mengakomodir upaya menciptakan manusia Indonesia seutuhnya yang berorientasi pada pengembangan aspek kognitif afektif dan psikomotor Pada tahun 1984 diluncurkan kembali kurikulum baru sebagai penyempurnaan dari kurikulum 1975 yang menekankan pada Cara Belajar Siswa Aktif CBSA Namun setelah berjalan sekitar 10 tahun implementasi kurikulum 1984 dirasakan terlalu membebani guru dan siswa mengingat jumlah materi yang terlalu banyak jika dibandingkan dengan waktu yang tersedia Dengan demikian perubahan kurikulum dilakukan dengan lahirnya kurikulum 1994 sebagai penyederhanaan kurikulum 1984 Akan tetapi mutu pendidikan makin terpuruk dan kurikulum dianggap sebagai biangnya Problematika pembelajaran pada umumnya bersifat kompleks sedangkan kompleksitas belajar dan pembelajaran Hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor di antaranya Pengaruh Budaya Pengaruh Sejarah Hambatan Praktis Karakteristik Guru sebagai Pembelajar Karakteristik Siswa dan Proses Belajar Tingkat penyerapan dalam belajar 20 dari yang kita baca 30 dari yang kita dengar 40 dari ...yang kita lihat 50 dari yang kita katakan 60 dari yang kita kerjakan 90 dari yang kita lihat kita dengar kita katakan dan sekaligus kita kerjakan ungkapan seorang filosopher Khong Fu Tse 1 Yang saya dengar maka saya lupa 2 Yang saya lihat maka saya ingat 3 Yang saya lakukan maka saya mengerti memahami Dalam Creating The Future tujuan terpenting pendidikan adalah Belajar Bagaimana Belajar Luis Alberto Machado Ph D Semenjak Indonesia merdeka sudah mengalami perubahan kurikulum sekitar delapan kali Terutama di pendidikan dasar dan menengah Kurikulum pertama dirancang pada tahun 1968 yang menekankan pada pentingnya pembinaan moral budi pekerti agama kecerdasan serta fisik yang kuat dan sehat Kurikulum 1968 dianggap belum sempurna dan diganti dengan kurikulum 1975 Setelah dikaji lagi ternyata kurikulum 1975 juga dipandang belum mengakomodir upaya menciptakan manusia Indonesia seutuhnya yang berorientasi pada pengembangan aspek kognitif afektif dan psikomotor Pada tahun 1984 diluncurkan kembali kurikulum baru sebagai penyempurnaan dari kurikulum 1975 yang menekankan pada Cara Belajar Siswa Aktif CBSA Namun setelah berjalan sekitar 10 tahun implementasi kurikulum 1984 dirasakan terlalu membebani guru dan siswa mengingat jumlah materi yang terlalu banyak jika dibandingkan dengan waktu yang tersedia Dengan demikian perubahan kurikulum dilakukan dengan lahirnya kurikulum 1994 sebagai penyederhanaan kurikulum 1984 Akan tetapi mutu pendidikan makin terpuruk dan kurikulum dianggap sebagai biangnya