Sinopsis Buku: Buku ini mengisahkan perjalanan hidup seorang pemuda yang diberi nama Mohammad Rasyad. Nama tersebut memiliki makna mendalam yang diberikan oleh orang tuanya dengan harapan agar Rasyad kelak menjadi orang yang selalu mendapat dan memberi petunjuk dalam hidup. Dari awal, Rasyad merasa bingung dengan arti nama yang diberikan, bahkan sempat merasa jengkel karena tidak memahami maknanya. Namun, setelah mendengar penjelasan dari Ibu dan kakeknya, ia merasa terdorong dan tersanjung. Perjalanan Rasyad tidak hanya terbatas dalam keluarga, tetapi juga dalam dunia pendidikan dan kehidupan sosial. Ia menghadapi tantangan ketika bersekolah, khususnya dalam sesi perkenalan di MTs. Dengan semangat dan tekad, ia berusaha menghadapi segala rintangan dan terus belajar untuk memahami makna nama dan tujuan hidupnya. Dalam buku ini, Rasyad juga menjelajahi dunia pendidikan keagamaan, mengikuti tradisi dan nilai-nilai yang melekat dalam lingkungan pondok pesantren. Ia mengalami berbagai peristiwa, tantangan, dan pengalaman yang menjadi bagian dari proses pembentukan dirinya. Dari sana, ia belajar pentingnya tabayun (pencarian kebenaran), kemandirian, dan semangat untuk terus belajar dan berkembang. Buku ini tidak hanya menggambarkan perjalanan pribadi Rasyad, tetapi juga menjadi cerminan perjalanan seorang pemuda dalam mencari makna hidup, memahami identitas diri, dan berusaha menjadi penunjuk jalan bagi orang lain. Buku ini mengajarkan bahwa setiap nama memiliki makna, setiap langkah memiliki tujuan, dan setiap usaha memiliki nilai.
Rasyad si anak kampung Kertagena Daya Pamekasan Anak kedua dari lima bersaudara pasangan Moh Sa id dan Siti Astima Sejak kecil ia terdidik dan terbentuk dalam lingkungan religius Kondisi ekonomi keluarga yang miskin tapi tidak menghalangi semangat belajar Betapapun berat perjalanan hidupnya prinsip Qona ah dan pasrah pada taqdir Tuhan membuatnya senantiasa taat kepada orang tua dan gurunya Ketika Rasyad berusia 13 tahun ibunya wafat akibat kanker payudara dan tubercolosis yang diderita Ayahnya menikah lagi dan tinggal bersama istri barunya Saat itulah tempaan hidup harus dijalani Ia bersama kakak pertamanya menjadi tulang punggung ekonomi keluarganya Bersama kakaknya Rasyad membanting tulang berusaha bertahan dan menyambung hidup Setiap hari hidupnya hanya berputar antara rumah sawah sekolah dan pondok Wasiat mendiang ibunya selalu membuat keyakinannya mantap bahwa pondok akan menjadi dan membawanya ke Surga Rasyad si anak kampung ini bingung Dia tidak tega membiarkan kakaknya berjuang sendirian menghidupi tiga adiknya Namun dia juga tak bisa menolak permintaan gurunya tersebut Dalam kebingungannya itu Rasyad harus rela meninggalkan kampung halaman dan keempat saudaranya Hanya berbekal tiga potong baju Rasyad diantar Ustaz Ahmad menuju Pondok Pesantren Darussyahid Tanpa didampingi orang tua tanpa bekal sepersenpun Rasyad harus hidup dengan orang orang baru tempat baru budaya baru dan segala tata aturan yang baru Apa yang akan terjadi pada Rasyad Mampukah Rasyad mewujudkan pondok sebagai Surganya