Sinopsis Buku: Buku ini adalah kajian sejarah yang mendalam tentang Pembelahan Kultural Muslim Indonesia, khususnya dalam konteks perseteruan antara Nahdhatul Ulama (NU) dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Penulis, Dhurorudin Mashad, seorang peneliti dari Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menggambarkan bagaimana konflik politik ini tidak hanya merupakan peristiwa sejarah yang traumatis, tetapi juga mencerminkan pembelahan kultural dan basis historis-sosiologis yang telah lama tumbuh dalam masyarakat Indonesia, terutama di kalangan umat Islam. Penulis menjelaskan bahwa konflik antara Santri (NU) dan Priyai (PKI) merupakan bagian dari politik aliran yang mewarnai perjalanan sejarah bangsa Indonesia sejak era kemerdekaan. Pembelahan ini didasari oleh perbedaan nilai, orientasi ideologis, dan hubungan dengan kekuasaan kolonial dan nasional. Konflik ini mencapai puncaknya pada masa Demokrasi Terpimpin di bawah kepemimpinan Sukarno, di mana Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) seharusnya menjadi prinsip kebersamaan, tetapi dalam praktiknya, Komunisme justru mendominasi, sedangkan Agama dan Nasionalisme dipencilkan. Buku ini juga menggambarkan bagaimana prinsip Nasakom yang sebenarnya merupakan konsep politik yang inklusif dan berbasis kebersamaan, akhirnya mengalami distorsi dalam implementasinya. Penulis menyoroti peran penting Clifford Geertz, yang melalui konsep Santri, Priyai, dan Abangan, menjelaskan akar budaya dan sosial yang memicu konflik tersebut. Sebagai tambahan, buku ini juga menyoroti kemunculan kembali isu konflik antara Santri dan PKI dalam konteks kekinian, menunjukkan bahwa pembelahan kultural ini masih relevan dan memengaruhi dinamika politik bangsa. Melalui kajian sejarah yang terstruktur dan mendalam, buku ini memberikan wawasan penting bagi pembaca, terutama umat Islam, tentang akar konflik politik, peran agama dalam masyarakat modern, dan kepentingan memahami sejarah untuk membangun kesadaran kolektif. Buku ini menjadi khazanah informasi sejarah yang relevan dan bermakna, serta diharapkan dapat memberikan pelajaran berharga bagi generasi mendatang.
Perseteruan ideologis antara kaum Santri dan Abangan mewarnai perjalanan sejarah bangsa ini Bahkan perseteruan itu pernah berujung pada konflik fisik yang menimbulkan banyak korban Mengapa hal itu bisa terjadi dan apa sebabnya Buku ini memaparkan data data dan analisa dengan sangat runtut dan menarik Islam memainkan peran penting dalam noktah maupun arus sejarah bangsa Perannya telah membentuk raut prototype eksistensi keindonesiaan jauh sebelum republik ini diproklamirkan Peran yang dimainkan itu tidak terkecuali dalam bidang politik mengalami pasang surut yang mengharu biru Persaingan politik kalangan Islam dengan kalangan non Islam tak terelakan Salah satu episode yang sangat penting adalah perseteruan antara kelompok Islam dalam hal ini NU dan Komunis yang diwakili PKI Perseteruan itu terasakan hingga level akar rumput dan relung relung budaya yang kemudian berujung pada pembelahan anak bangsa dan sejatinya sesama kalangan muslim itu sendiri Buku yang dituliskan saudara Dhurorudin Mashad ini sangat baik memotret episode episode awal berdirinya republik yang juga momen krusial bagi bangsa kita Bahasanya yang mengalir disertai kekayaan data dan kekuatan analisis membuat buku ini menarik dan patut dibaca oleh siapa saja Sebuah proyek pencerahan dalam meninjau masa lalu yang saya yakin akan membuat kita makin bijak dalam memahami dan melihat situasi kehidupan politik bangsa saat ini maupun di masa masa yang akan datang Prof Dr Firman Noor MA Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Dosen Luar Biasa Departemen Ilmu Politik FISIP UI Penulis Buku Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia
Jumlah Halaman | 255 |
---|---|
Kategori | Sejarah |
Penerbit | Pustaka Al-Kautsar |
Tahun Terbit | 2021 |
ISBN | 978-979-592-937-6 |
eISBN | proses |