Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan minat baca dan tingkat literasi di Indonesia, sekaligus menjelaskan pentingnya pengembangan literasi dalam konteks global. Dalam buku ini, dibahas bagaimana survei literasi internasional menempatkan Indonesia di bawah negara-negara ASEAN, yang menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi. Survei tersebut bisa menjadi *bad news* jika diabaikan, karena literasi sering dikaitkan dengan kualitas pendidikan suatu negara, seperti Finlandia yang dianggap memiliki pendidikan terbaik di dunia karena tingkat literasinya yang tinggi. Namun, survei tersebut juga bisa menjadi *good news* jika direspon secara positif oleh pemerintah dan berbagai pihak. Sebagai contoh, program pengiriman buku gratis yang diluncurkan melalui Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, dan kerja sama dengan PT Pos Indonesia, menjadi upaya konkret untuk meningkatkan akses dan minat baca masyarakat, terutama di daerah. Selain itu, buku ini juga menjelaskan pentingnya mengakses bahan bacaan melalui media digital, terutama smartphone, karena kemudahan akses menjadi salah satu indikator literasi menurut The World’s Most Literate Nations (WMLN). Buku ini juga menyajikan berbagai kategori e-book yang dirancang khusus untuk smartphone, termasuk kesehatan, pendidikan, seni dan budaya, politik, ekonomi, hingga cerita lucu dari berbagai daerah Indonesia. Selain itu, buku ini juga mengulas sejarah hubungan antara polisi dan tentara sepanjang sejarah Indonesia, serta menyajikan informasi mengenai Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia, termasuk sanksi pidana untuk pelanggaran hak cipta secara komersial. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menjadi panduan untuk meningkatkan minat baca dan literasi, tetapi juga menjadi sumber informasi yang beragam mengenai tantangan dan upaya-upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.
ADA sebuah joke yang bisa memerahkan telinga polisi Psikolog Sarlito Wirawan pernah menceritakannya di sebuah seminar ldquo Bila seseorang datang ke polisi mengadukan kambingnya yang hilang bisa bisa yang melapor malah akan kehilangan sapi rdquo kata Sarlito Ini jelas menyindir citra polisi Indonesia yang begitu buruk di mata masyarakat tidak melayani malah memalak Lebih dari itu tak jarang polisi yang menjadi ldquo unsur rdquo Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI ini bersikap kemiliter militeran Padahal menurut fungsinya polisi adalah pelindung dan pengayom masyarakat
Jumlah Halaman | 49 |
---|---|
Kategori | Sejarah |
Penerbit | Tempo Publishing |
Tahun Terbit | 2021 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-344-791-1 |