Allah dan Maha Berwenanglah Dia yang berdiri sendiri dalam wahdaniyatNya Dan shalawat yang sedalam dalamnya tercurah ke hadirat Gusti Kangjeng Nabi Muhammad RasulNya dan KekasihNya Yang atas ridho dan kerelaan beliau Saw tercurah rahmat dan anugerah Allah Tangala kepada para kawula Aristoteles akan menyebut buku ini sebagai katarsis Uda rasa kata orang Jawa Keluh kesah kawula Ngayogya kepada gustinya Sebagai warga Ngayogya saya bersyukur kehadirat Allah Tangala karena masih dianugerahi Sri Sultan Hamengku Buwana X Meskipun tradisi Nuswantara masih melestarikan banyak sultan 2 namun fungsi pengayom mereka secara sistematis terkikis dan tersisihkan Bahkan sebagian besar terdominasi dan tereksploitasi oleh para pimpinan yang terpilih di daerahnya Apalagi setelah berlakunya otonomisasi daerah Anehnya para pimpinan daerah di pelosokpelosok negeri ini ketika terpilih dan berkuasa juga berlagak seperti raja Bukan sultan yang sejuk dan mengayomi tapi raja kecil yang tiran dengan kekuasaan absolut dan arogan Ah mungkin inilah tuah demokrasi modern ana raja jinunjung wong rucah bupati pandarakan patihe botoh gedhe Papati tanpa aji saka pangan lan saka kabingungan Huruhara wong jawa kari separo landa kari sajodho cina gela gelo Bupati dadi wong cilik wong cilik dadi priayi ada penguasa yang pendukungnya para maling bupati pendosa patihnya bandar judi besar kematian sia sia dari makanan dan dari kebingungan huru hara orang Jawa tinggal separuh orang bule tinggal sejodoh orang Cina kesusahan pengayom menjadi rakyat kecil rakyat jelata bergaya priayi3 2 Terdapat sekitar 58 orang sultan di Nuswantara 3 Jangka Jayabaya Pethikan Seratan Tangan dalam Wibatsu Harianto Soembogo Kitab Primbon Quraisyn Adammakna Serat Jangka Jayabaya CV Buana Raya Yogyakarta hlm 53 xvi G PISOWANAN ALIT 1Allah dan Maha Berwenanglah Dia yang berdiri sendiri dalam wahdaniyatNya Dan shalawat yang sedalam dalamnya tercurah ke hadirat Gusti Kangjeng Nabi Muhammad RasulNya dan KekasihNya Yang atas ridho dan kerelaan beliau Saw tercurah rahmat dan anugerah Allah Tangala kepada para kawula Aristoteles akan menyebut buku ini sebagai katarsis Uda rasa kata ...orang Jawa Keluh kesah kawula Ngayogya kepada gustinya Sebagai warga Ngayogya saya bersyukur kehadirat Allah Tangala karena masih dianugerahi Sri Sultan Hamengku Buwana X Meskipun tradisi Nuswantara masih melestarikan banyak sultan 2 namun fungsi pengayom mereka secara sistematis terkikis dan tersisihkan Bahkan sebagian besar terdominasi dan tereksploitasi oleh para pimpinan yang terpilih di daerahnya Apalagi setelah berlakunya otonomisasi daerah Anehnya para pimpinan daerah di pelosokpelosok negeri ini ketika terpilih dan berkuasa juga berlagak seperti raja Bukan sultan yang sejuk dan mengayomi tapi raja kecil yang tiran dengan kekuasaan absolut dan arogan Ah mungkin inilah tuah demokrasi modern ana raja jinunjung wong rucah bupati pandarakan patihe botoh gedhe Papati tanpa aji saka pangan lan saka kabingungan Huruhara wong jawa kari separo landa kari sajodho cina gela gelo Bupati dadi wong cilik wong cilik dadi priayi ada penguasa yang pendukungnya para maling bupati pendosa patihnya bandar judi besar kematian sia sia dari makanan dan dari kebingungan huru hara orang Jawa tinggal separuh orang bule tinggal sejodoh orang Cina kesusahan pengayom menjadi rakyat kecil rakyat jelata bergaya priayi3 2 Terdapat sekitar 58 orang sultan di Nuswantara 3 Jangka Jayabaya Pethikan Seratan Tangan dalam Wibatsu Harianto Soembogo Kitab Primbon Quraisyn Adammakna Serat Jangka Jayabaya CV Buana Raya Yogyakarta hlm 53 xvi G PISOWANAN ALIT 1