Sinopsis Buku: Buku *Pesona Budaya Sunda: Etnografi Kampung Naga* ini menggambarkan secara mendalam budaya dan kehidupan masyarakat Kampung Naga, sebuah kampung adat yang terletak di Tasikmalaya, Jawa Barat. Dalam buku ini, penulis menjelaskan berbagai aspek kehidupan masyarakat Kampung Naga, termasuk pola pemukiman, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, dan sistem religi yang menjadi bagian dari keharmonisan hidup manusia dengan alam. Kampung Naga merupakan contoh nyata dari budaya Buhun yang tetap abadi di tengah perkembangan zaman. Buku ini juga membahas peran budaya Sunda dalam membentuk identitas nasional Indonesia, serta pentingnya melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian dari warisan kehidupan masyarakat Sunda. Selain itu, buku ini menjelaskan pentingnya hak cipta dalam konteks penulisan dan penerbitan karya etnografi, serta berbagai ketentuan dan sanksi yang berlaku dalam perlindungan hak cipta sesuai dengan UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dengan pendekatan etnografi yang komprehensif, buku ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya Sunda dan menjadikannya sebagai bagian dari peninggalan yang harus diwariskan kepada generasi mendatang.
Bahan dari buku ini adalah kumpulan dari beberapa penulis yang konsen dalam bidang etnografi khususnya di wilayah Tatar Sunda Jawa Barat Sedikitnya referensi mengenai etnografi Suku Sunda menjadi alasan kami untuk menerbitkannya Walaupun ada beberapa pihak yang mungkin tidak berkenan dengan hadirnya buku ini karena dianggap melanggar pikukuh karuhun yang melarang untuk menuliskan segala hal yang berkenaan dengan budaya Sunda Namun kami hanya sekadar memberikan kontribusi bahwa pesona budaya Sunda ini harus diwariskan kepada generasi berikutnya Fokus kajian pada buku ini adalah mengenai Kampung Naga sebuah kampung adat yang eksotik dengan budaya buhun yang tetap abadi hingga saat ini Perkembangan zaman yang terus berputar tidaklah menggoyahkan sendi sendi kehidupan warganya Terbukti masih berjalannya ritual Hajat Sasih yang dilakukan setiap dua bulan sekali yang bertepatan dengan harihari besar Islam etnografi mengenai Hajat Sasih ditulis oleh Abdurrahman Misno Bambang Prawiro Kampung Naga dari segi arsitektur memiliki keunikan tersendiri masjid yang berdiri kokoh di tengah kampung memiliki nilai budaya yang sangat tinggi Berbeda dengan masjid lainnya di wilayah Sunda maka masjid Kampung Naga tetap menjaga arsitektur lokal tanpa terpengaruhi budaya Arab dan India hasilnya masjid tersebut lebih mirip rumah rumah penduduk di sekitarnya yaitu dengan bahan dasar kayu dan ijuk sebagai atapnya Arsitektur Kampung Naga ditulis secara menarik dengan metode etnografi oleh Muhammad Alifuddin Nilai nilai leluhur Kampung Naga tidak akan bisa eksis tanpa adanya usaha pewarisan secara berkelanjuran dari generasi ke generasi Oleh karena itu upaya untuk mewariskan tersebut dilakukan oleh komunitas Kampung Naga kepada keturunannya Farah Ruqayah menulis mengenai pola pewarisan nilai nilai tersebut dalam konteks kebudayaan Hasilnya bahwa salah satu rahasia eksistensi Kampung Naga adalah karena pola pewarisan yang berbeda dengan masyarakat di sekitarnya Adanya ikatan yang sangat kuat dengan leluhur dan pemimpin yang karismatik menjadikan pola pola pewarisan tersebut terus berlangsung Selanjutnya tulisan Wahyu Irayana yang memotret segi mitologi komunitas Kampung Naga Sebagai komunitas adat mereka memiliki kekayaan dalam bentuk mitos yang hingga saat ini masih bertahan dan diyakini oleh warganya Perubahan zaman tidaklah serta merta menghilangkan mitos tersebut Namun untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman pada masyarakat luar maka mitos tersebut seringkali ditafsirkan lebih kontekstual dengan perkembangan zaman
Jumlah Halaman | 438 |
---|---|
Kategori | Sosial |
Penerbit | Deepublish |
Tahun Terbit | 2015 |
ISBN | 978-602-280-663-9 |
eISBN | 978-623-209-104-7 |