Bahan dari buku ini adalah kumpulan dari beberapa penulis yang konsen dalam bidang etnografi khususnya di wilayah Tatar Sunda Jawa Barat Sedikitnya referensi mengenai etnografi Suku Sunda menjadi alasan kami untuk menerbitkannya Walaupun ada beberapa pihak yang mungkin tidak berkenan dengan hadirnya buku ini karena dianggap melanggar pikukuh karuhun yang melarang untuk menuliskan segala hal yang berkenaan dengan budaya Sunda Namun kami hanya sekadar memberikan kontribusi bahwa pesona budaya Sunda ini harus diwariskan kepada generasi berikutnya Fokus kajian pada buku ini adalah mengenai Kampung Naga sebuah kampung adat yang eksotik dengan budaya buhun yang tetap abadi hingga saat ini Perkembangan zaman yang terus berputar tidaklah menggoyahkan sendi sendi kehidupan warganya Terbukti masih berjalannya ritual Hajat Sasih yang dilakukan setiap dua bulan sekali yang bertepatan dengan harihari besar Islam etnografi mengenai Hajat Sasih ditulis oleh Abdurrahman Misno Bambang Prawiro Kampung Naga dari segi arsitektur memiliki keunikan tersendiri masjid yang berdiri kokoh di tengah kampung memiliki nilai budaya yang sangat tinggi Berbeda dengan masjid lainnya di wilayah Sunda maka masjid Kampung Naga tetap menjaga arsitektur lokal tanpa terpengaruhi budaya Arab dan India hasilnya masjid tersebut lebih mirip rumah rumah penduduk di sekitarnya yaitu dengan bahan dasar kayu dan ijuk sebagai atapnya Arsitektur Kampung Naga ditulis secara menarik dengan metode etnografi oleh Muhammad Alifuddin Nilai nilai leluhur Kampung Naga tidak akan bisa eksis tanpa adanya usaha pewarisan secara berkelanjuran dari generasi ke generasi Oleh karena itu upaya untuk mewariskan tersebut dilakukan oleh komunitas Kampung Naga kepada keturunannya Farah Ruqayah menulis mengenai pola pewarisan nilai nilai tersebut dalam konteks kebudayaan Hasilnya bahwa salah satu rahasia eksistensi Kampung Naga adalah karena pola pewarisan yang berbeda dengan masyarakat di sekitarnya Adanya ikatan yang sangat kuat dengan leluhur dan pemimpin yang karismatik menjadikan pola pola pewarisan tersebut terus berlangsung Selanjutnya tulisan Wahyu Irayana yang memotret segi mitologi komunitas Kampung Naga Sebagai komunitas adat mereka memiliki kekayaan dalam bentuk mitos yang hingga saat ini masih bertahan dan diyakini oleh warganya Perubahan zaman tidaklah serta merta menghilangkan mitos tersebut Namun untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman pada masyarakat luar maka mitos tersebut seringkali ditafsirkan lebih kontekstual dengan perkembangan zaman Bahan dari buku ini adalah kumpulan dari beberapa penulis yang konsen dalam bidang etnografi khususnya di wilayah Tatar Sunda Jawa Barat Sedikitnya referensi mengenai etnografi Suku Sunda menjadi alasan kami untuk menerbitkannya Walaupun ada beberapa pihak yang mungkin tidak berkenan dengan hadirnya buku ini karena dianggap melanggar pikukuh karuhun yang melarang ...untuk menuliskan segala hal yang berkenaan dengan budaya Sunda Namun kami hanya sekadar memberikan kontribusi bahwa pesona budaya Sunda ini harus diwariskan kepada generasi berikutnya Fokus kajian pada buku ini adalah mengenai Kampung Naga sebuah kampung adat yang eksotik dengan budaya buhun yang tetap abadi hingga saat ini Perkembangan zaman yang terus berputar tidaklah menggoyahkan sendi sendi kehidupan warganya Terbukti masih berjalannya ritual Hajat Sasih yang dilakukan setiap dua bulan sekali yang bertepatan dengan harihari besar Islam etnografi mengenai Hajat Sasih ditulis oleh Abdurrahman Misno Bambang Prawiro Kampung Naga dari segi arsitektur memiliki keunikan tersendiri masjid yang berdiri kokoh di tengah kampung memiliki nilai budaya yang sangat tinggi Berbeda dengan masjid lainnya di wilayah Sunda maka masjid Kampung Naga tetap menjaga arsitektur lokal tanpa terpengaruhi budaya Arab dan India hasilnya masjid tersebut lebih mirip rumah rumah penduduk di sekitarnya yaitu dengan bahan dasar kayu dan ijuk sebagai atapnya Arsitektur Kampung Naga ditulis secara menarik dengan metode etnografi oleh Muhammad Alifuddin Nilai nilai leluhur Kampung Naga tidak akan bisa eksis tanpa adanya usaha pewarisan secara berkelanjuran dari generasi ke generasi Oleh karena itu upaya untuk mewariskan tersebut dilakukan oleh komunitas Kampung Naga kepada keturunannya Farah Ruqayah menulis mengenai pola pewarisan nilai nilai tersebut dalam konteks kebudayaan Hasilnya bahwa salah satu rahasia eksistensi Kampung Naga adalah karena pola pewarisan yang berbeda dengan masyarakat di sekitarnya Adanya ikatan yang sangat kuat dengan leluhur dan pemimpin yang karismatik menjadikan pola pola pewarisan tersebut terus berlangsung Selanjutnya tulisan Wahyu Irayana yang memotret segi mitologi komunitas Kampung Naga Sebagai komunitas adat mereka memiliki kekayaan dalam bentuk mitos yang hingga saat ini masih bertahan dan diyakini oleh warganya Perubahan zaman tidaklah serta merta menghilangkan mitos tersebut Namun untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman pada masyarakat luar maka mitos tersebut seringkali ditafsirkan lebih kontekstual dengan perkembangan zaman