Sinopsis Buku: Di tengah hutan yang hijau, Tete, Bonay, dan Popo adalah tiga sahabat yang memiliki hubungan yang erat. Suatu hari, Tete melihat sebuah pohon tua yang terlihat akan roboh dan segera memutuskan untuk memotongnya dengan menggunakan kapak. Ia memberi peringatan kepada Bonay dan Popo agar tidak mendekat. Meski demikian, Popo yang lapar dan tergoda oleh buah mangga yang terlihat manis di dekat pohon yang akan dipotong, memutuskan untuk melanggar peringatan itu. Tete dan Bonay berusaha menghentikannya, tetapi Popo tetap terbang menuju pohon tersebut. Tiba-tiba, pohon yang dipotong Tete tumbang, dan salah satu rantingnya mengenai kaki Popo. Popo terluka dan menangis. Tete Otto segera memberikan air minum dan Bonay menghibur sahabatnya. Dalam momen itu, Popo menyadari kesalahan yang ia lakukan, dan Bonay berusaha melindungi sahabatnya. Akhirnya, Popo meminta maaf, dan Bonay memberinya buah mangga sebagai pengganti. Mereka berdua kemudian makan bersama dengan penuh kebahagiaan, menunjukkan kepedulian dan persahabatan yang kuat di antara mereka. Buku ini mengandung pesan moral tentang kepatuhan terhadap orang tua, kejujuran, kesadaran akan bahaya, serta pentingnya persahabatan dan kasih sayang terhadap sesama. Cerita ini juga menggambarkan pentingnya kesadaran lingkungan dan perlindungan terhadap alam sekitar, khususnya hutan yang merupakan tempat tinggal banyak makhluk hidup. Buku ini juga mengenalkan bahasa dan budaya daerah Papua melalui kamus istilah yang disertakan, serta menyampaikan pentingnya literasi dan pendidikan untuk menumbuhkan generasi emas penerus bangsa.
Sinopsis Buku: Di tengah hutan yang hijau, Tete, Bonay, dan Popo adalah tiga sahabat yang memiliki hubungan yang erat. Suatu hari, Tete melihat sebuah pohon tua yang terlihat akan roboh dan segera memutuskan untuk memotongnya dengan menggunakan kapak. Ia memberi peringatan kepada Bonay dan Popo agar tidak mendekat. Meski demikian, Popo yang lapar dan tergoda oleh buah mangga yang terlihat manis di dekat pohon yang akan dipotong, memutuskan untuk melanggar peringatan itu. Tete dan Bonay berusaha menghentikannya, tetapi Popo tetap terbang menuju pohon tersebut. Tiba-tiba, pohon yang dipotong Tete tumbang, dan salah satu rantingnya mengenai kaki Popo. Popo terluka dan menangis. Tete Otto segera memberikan air minum dan Bonay menghibur sahabatnya. Dalam momen itu, Popo menyadari kesalahan yang ia lakukan, dan Bonay berusaha melindungi sahabatnya. Akhirnya, Popo meminta maaf, dan Bonay memberinya buah mangga sebagai pengganti. Mereka berdua kemudian makan bersama dengan penuh kebahagiaan, menunjukkan kepedulian dan persahabatan yang kuat di antara mereka. Buku ini mengandung pesan moral tentang kepatuhan terhadap orang tua, kejujuran, kesadaran akan bahaya, serta pentingnya persahabatan dan kasih sayang terhadap sesama. Cerita ini juga menggambarkan pentingnya kesadaran lingkungan dan perlindungan terhadap alam sekitar, khususnya hutan yang merupakan tempat tinggal banyak makhluk hidup. Buku ini juga mengenalkan bahasa dan budaya daerah Papua melalui kamus istilah yang disertakan, serta menyampaikan pentingnya literasi dan pendidikan untuk menumbuhkan generasi emas penerus bangsa.
Jumlah Halaman | 66 |
---|---|
Kategori | Novel |
Penerbit | CV. Pustaka MediaGuru |
Tahun Terbit | 2020 |
ISBN | 978-623-272-717-5 |
eISBN |