Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan perjalanan mendebarkan dan proses pemulihan ekosistem setelah letusan Gunung Anak Krakatau yang dahsyat pada 27 Agustus 1883. Dari keheningan dan kehancuran yang menyelimuti daratan setelah letusan, alam kembali mengatur suksesi ekosistem yang memperlihatkan ketangguhan dan kekuatan kehidupan. Buku ini menjelaskan bagaimana tumbuhan-tumbuhan pertama, yang disebut sebagai spesies pionir, mulai tumbuh di sepanjang pantai, membentuk awal dari hutan sekunder yang kini telah berkembang menjadi komunitas hutan yang lebih matang. Dengan bantuan para ahli ekologi seperti Prof. Tukirin Partomihardjo, buku ini menyajikan data dan observasi lapangan mengenai keragaman tumbuhan yang tercatat di Gunung Anak Krakatau, termasuk spesies seperti ketapang, keben, dan nyamplung. Penulis juga menjelaskan bagaimana kondisi lingkungan di berbagai tingkatan ketinggian mempengaruhi keberagaman dan pertumbuhan tumbuhan, serta bagaimana proses ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu, buku ini juga menyajikan dokumentasi letusan Gunung Anak Krakatau pada 3 September 2012, yang menunjukkan bagaimana kehidupan kembali menempati ruang yang sempat hancur. Dengan pendekatan ilmiah dan deskriptif, buku ini menjadi sumber informasi yang mendalam tentang proses suksesi ekosistem dan ketahanan alam setelah bencana alam.
Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu gunung berapi aktif di Nusantara Letusannya membuat vegetasi di sekitar gunung lenyap nbsp Namun alam akan kembali mengatur suksesi di Anak Krakatau Benih akan kembali datang di pantai dengan menunggang gelombang nbsp nbsp nbsp nbsp Majalah Trubus berkesempatan menyaksikan Gunung Anak Krakatau yang sedang bergejolak Tim eksplorasi mengabadikan letusan dan mempelajari vegetasi di sekitar gunung bersama tim ahli Simak perjalanan mendebarkan itu dalam buku ini
Jumlah Halaman | 33 |
---|---|
Kategori | Umum |
Penerbit | Trubus Swadaya |
Tahun Terbit | 2019 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-246-450-6 |