Sinopsis: Buku antologi puisi *“Perihal Ruang Teduh”* menggambarkan kehidupan dan perasaan yang terkait erat dengan konsep *rumah*. Dalam buku ini, para penulis mengungkapkan berbagai sudut pandang tentang rumah, baik sebagai tempat fisik maupun simbol kehangatan, keamanan, dan keterikatan emosional. Puisi-puisi yang terkumpul menggambarkan perjalanan pulang, rindu, harap, serta kehangatan yang tercipta dalam ruang-ruang yang paling dekat dengan jiwa. Dari halaman 16 hingga 73, kumpulan puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna rumah sebagai tempat penyembuhan, tempat kembali, dan tempat yang selalu menanti. Tidak hanya itu, buku ini juga menyentuh perasaan nostalgia, kesedihan, harapan, dan kehangatan yang tercipta dalam kamar, gubuk kecil, tempat berpulang, dan ruang teduh yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa yang puitis dan emosional, *“Perihal Ruang Teduh”* tidak hanya menggambarkan rumah sebagai bangunan, tetapi juga sebagai tempat yang penuh makna, tempat di mana kehidupan berjalan, keluarga berkumpul, dan rindu bersemi. Buku ini adalah pengakuan akan keberadaan rumah dalam kehidupan manusia, sekaligus penghargaan terhadap kehangatan yang selalu menanti di balik pintu.
Buku antologi puisi ldquo Perihal Ruang Teduh rdquo ini merupakan terbitan pertama dari Hibahin yang berisi 91 judul karya puisi dari 81 penulis yang berasal dari berbagai macam latar belakang dan profesi di seluruh pelosok negeri Semua menyatu dalam bahasa puisi mencoba membuka jalan dalam sunyi berkontribusi untuk negeri serta menggapai rida Nya Setiap barisnya menyuarakan rintihan hati para penulis dari kerinduan yang mendalam ucap syukur pada pemilik jiwa hingga kritik sosial tentang peristiwa yang dibungkus dalam sebuah kata universal yaitu RUMAH