Perempuan Dan Perlawanan Dari Ayunan Dodaidi Pada Masa Perang Aceh Hingga Daerah Operasi Militer

Deskripsi Buku

Posisi perempuan Aceh dalam historiografi tidak bisa selalu dilihat dari sudut pandang struktural fungsional dalam kacamata sebagai pemimpin bagian kepemimpinan ataupun bagian lain yang dipandang sangat sentral Salah satu hal yang menarik misalnya pada masa perang Aceh perempuan sebenarnya mempunyai posisi sentral sebagai penjaga dan pewaris energi jihad melawan Belanda Bagaimana mereka melakukan itu Bukan dengan cara militer atau perang fisik Mereka justru menggunakan energi emosional spiritual dalam bentuk dodaidi yang dinyanyikan pada saat mengasuh anak anak mereka Secara historis dodaidi merupakan inseminasi sosio kultural berbasis Hikayat Prang Sabi HPS Lirik dodaidi berisi nilai kepahlawanan perjuangan termasuk juga ajaran dan nasihat perang melawan Belanda yang semuanya tercantum dalam Hikayat Prang Sabi HPS Pada perkembangannya dodaidi menjadi warisan kearifan lokal yang bukan hanya menjadi salah satu fondasi pembangunan karakter generasi Aceh tetapi juga terus menjadi syair pengingat perjuangan melawan ketidakadilan kekuasaan Pada masa Aceh mengalami konflik internal yang memuncak pada tahun 1989 1998 yang kemudian disebut masa DOM Daerah Operasi Militer misalnya dodaidi dinyanyikan bukan hanya sekedar pengantar tidur bagi anak Namun demikian menjadi terapi psikologis untuk menurunkan ketegangan dan sekaligus alat perlawanan dari dalam bagi perempuan Penulis menyajikan buku ini sebagai upaya menambah bahan historiografi perempuan Aceh dan sekaligus menyediakan bahan ajar Buku ini merupakan bagian dari penelitian mengenai Perempuan Aceh dalam Historiografi Indonesia Sebagai sebuah buku ajar naskah ini bermanfaat bagi mahasiswa jurusan Sejarah terutama untuk mata kuliah Sejarah Perempuan Sejarah Sosial Indonesia Sejarah Intelektual dan Sejarah Lokal Posisi perempuan Aceh dalam historiografi tidak bisa selalu dilihat dari sudut pandang struktural fungsional dalam kacamata sebagai pemimpin bagian kepemimpinan ataupun bagian lain yang dipandang sangat sentral Salah satu hal yang menarik misalnya pada masa perang Aceh perempuan sebenarnya mempunyai posisi sentral sebagai penjaga dan pewaris energi jihad melawan Belanda Bagaimana ...mereka melakukan itu Bukan dengan cara militer atau perang fisik Mereka justru menggunakan energi emosional spiritual dalam bentuk dodaidi yang dinyanyikan pada saat mengasuh anak anak mereka Secara historis dodaidi merupakan inseminasi sosio kultural berbasis Hikayat Prang Sabi HPS Lirik dodaidi berisi nilai kepahlawanan perjuangan termasuk juga ajaran dan nasihat perang melawan Belanda yang semuanya tercantum dalam Hikayat Prang Sabi HPS Pada perkembangannya dodaidi menjadi warisan kearifan lokal yang bukan hanya menjadi salah satu fondasi pembangunan karakter generasi Aceh tetapi juga terus menjadi syair pengingat perjuangan melawan ketidakadilan kekuasaan Pada masa Aceh mengalami konflik internal yang memuncak pada tahun 1989 1998 yang kemudian disebut masa DOM Daerah Operasi Militer misalnya dodaidi dinyanyikan bukan hanya sekedar pengantar tidur bagi anak Namun demikian menjadi terapi psikologis untuk menurunkan ketegangan dan sekaligus alat perlawanan dari dalam bagi perempuan Penulis menyajikan buku ini sebagai upaya menambah bahan historiografi perempuan Aceh dan sekaligus menyediakan bahan ajar Buku ini merupakan bagian dari penelitian mengenai Perempuan Aceh dalam Historiografi Indonesia Sebagai sebuah buku ajar naskah ini bermanfaat bagi mahasiswa jurusan Sejarah terutama untuk mata kuliah Sejarah Perempuan Sejarah Sosial Indonesia Sejarah Intelektual dan Sejarah Lokal

Style

Detail Buku