Sinopsis Buku: Buku ini secara mendalam mengkaji penafsiran terhadap Surat an-Nisa’ dalam Al-Qur’an, khususnya dalam tafsir karya tiga mufassir ternama, yaitu ath-Thabari, ar-Razi, dan Abduh-Rasyid Ridha. Penulis menggali tema-tema sentral yang terkait dengan peran dan status perempuan dalam konteks sosial dan agama, seperti asal penciptaan manusia, poligami, hak waris, dan kepemimpinan dalam rumah tangga. Buku ini juga mengungkapkan bias laki-laki yang tersembunyi dalam penafsiran-penafsiran tersebut, yang secara tidak langsung memperkuat diskriminasi terhadap perempuan. Penulis menyoroti perbedaan mendasar dalam pendekatan tafsir ketiga mufassir tersebut, yang dipengaruhi oleh latar belakang sosial, metode penafsiran, dan pemahaman terhadap konteks sosial dan bahasa Al-Qur’an. Dengan pendekatan kritis dan akademis, buku ini berusaha mengeksplorasi ide pembebasan perempuan yang terkandung dalam Al-Qur’an, sekaligus menantang penafsiran yang cenderung misogini. Buku ini menjadi referensi penting bagi para peneliti, akademisi, dan masyarakat yang peduli terhadap isu kesetaraan gender dan pemahaman yang seimbang terhadap Al-Qur’an.
Sinopsis Buku: Buku ini secara mendalam mengkaji penafsiran terhadap Surat an-Nisa’ dalam Al-Qur’an, khususnya dalam tafsir karya tiga mufassir ternama, yaitu ath-Thabari, ar-Razi, dan Abduh-Rasyid Ridha. Penulis menggali tema-tema sentral yang terkait dengan peran dan status perempuan dalam konteks sosial dan agama, seperti asal penciptaan manusia, poligami, hak waris, dan kepemimpinan dalam rumah tangga. Buku ini juga mengungkapkan bias laki-laki yang tersembunyi dalam penafsiran-penafsiran tersebut, yang secara tidak langsung memperkuat diskriminasi terhadap perempuan. Penulis menyoroti perbedaan mendasar dalam pendekatan tafsir ketiga mufassir tersebut, yang dipengaruhi oleh latar belakang sosial, metode penafsiran, dan pemahaman terhadap konteks sosial dan bahasa Al-Qur’an. Dengan pendekatan kritis dan akademis, buku ini berusaha mengeksplorasi ide pembebasan perempuan yang terkandung dalam Al-Qur’an, sekaligus menantang penafsiran yang cenderung misogini. Buku ini menjadi referensi penting bagi para peneliti, akademisi, dan masyarakat yang peduli terhadap isu kesetaraan gender dan pemahaman yang seimbang terhadap Al-Qur’an.