Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan peristiwa Prang Cumbok, sebuah konflik berdarah yang terjadi di Luhak Pidie pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia. Peristiwa ini tidak hanya merupakan bagian dari sejarah yang tercatat, tetapi juga menjadi cermin dari keinginan kolektif masyarakat untuk mengingat, memahami, dan merenungkan masa lalu yang penuh perjuangan, cinta, dan keadilan. Buku ini ditulis sebagai upaya untuk melintasi kepicikan emosional dan menghadirkan perspektif yang seimbang terhadap peristiwa tersebut, tanpa berupaya merajam atau memanipulasi sejarah masa silam. Dalam buku ini, dibahas peran tokoh-tokoh sentral seperti Teuku Muhammad Daud Cumbok, seorang Uleebalang yang berpengaruh dan menjadi pusat dari revolusi sosial tersebut. Daud Cumbok, yang pernah mendapatkan pendidikan di Eropa, memiliki peran penting dalam mendirikan landwacht, pasukan pembantu anak negeri yang berada dalam jajaran pertahanan Belanda. Peran ini menjadikannya tokoh sentral dalam konflik yang berdarah-darah ini. Buku ini tidak hanya membahas peristiwa Prang Cumbok secara historis, tetapi juga memperkenalkan analisis terhadap latar belakang sosial, politik, dan budaya yang membentuk konflik tersebut. Penulis juga menyajikan berbagai sumber rujukan, termasuk dokumen ego dari para pelaku, yang memberikan gambaran lebih dalam mengenai pengalaman dan perspektif masing-masing individu terlibat dalam peristiwa tersebut. Selain itu, buku ini juga memperkenalkan peran tokoh lain seperti Halnya Nathar, seorang kondektur tram yang aktif dalam serikat buruh dan terkait dengan gerakan komunis di Aceh. Kedua tokoh ini tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga menjadi simbol perjuangan rakyat Aceh dalam menghadapi tantangan yang dihadapi pada masa awal kemerdekaan. Dengan pendekatan yang kritis dan seimbang, buku ini bertujuan untuk mengajak pembaca memahami makna kesetiaan dan perjuangan yang terus aktual dalam kehidupan bangsa, terutama dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah. Buku ini ditujukan untuk pembaca yang ingin memahami sejarah Luhak Pidie secara mendalam, serta mengenali makna dari peristiwa Prang Cumbok sebagai bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Ada banyal alasan mengapa sebuah masa lalu diingat atau dilupakan Sebahagian besar biasanya ditentukan oleh kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang Namun realitasnya sangat komplek ada hambatan teknis maupun kepentingan masing masing Umpama saja mengapa suatu kepentingan dan ikhtiar suatu kelompok saat ini tidak dipedulikan atau mengapa ada halangan untuk saling membesarkan pada saat ini jawabannya ini mungkin salah satunya dipengaruhi oleh konflik masa lalu yang cukup membekas tidak hilang ditelan zaman yang dipaksakan dan ketidak adilan membudaya merajalela Konflik dapat diminimalisir bahkan akan hilang apabila para pihak yang kerkepentingan dengan penuh kesadaran tinggi mau dan mampu mengimplementasikan regulasi yang sudah menjadi konsensus bersama yang dibuat dengan tidak menafikan dimensi histori sosiologi filosofi dan mencerminkan