PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA Perguruan Taman Siswa sebagai Gagasan Taman Pengetahuan dan Etika

Sita Acetylena

Deskripsi ebook

Sinopsis Buku: Buku ini membahas konsep pendidikan karakter yang dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara melalui Perguruan Taman Siswa. Penulis menjelaskan bahwa pendidikan karakter Ki Hadjar Dewantara bukan hanya sekadar pengajaran nilai-nilai moral, tetapi merupakan pendidikan spiritual yang bertujuan membentuk insan sejati yang merdeka secara lahir dan batin. Konsep ini didasarkan pada asas Panca Darma Taman Siswa, yang meliputi metode *Ngerti, Ngrasa, Nglakoni* serta empat tahapan spiritual: *syariat, hakikat, tarikat, dan makrifat*. Penulis juga mengupas perbedaan antara *pamong semu* dan *pamong sejati*, yang menggambarkan perbedaan dalam pemahaman dan implementasi pendidikan karakter Ki Hadjar Dewantara. *Pamong semu* lebih berorientasi pada hasil dan aspek fisik, sedangkan *pamong sejati* memiliki kepasrahan dan kebersihan hati dalam menjalankan konsep pendidikan karakter tersebut. Dalam konteks era globalisasi, buku ini menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual. Penulis juga mengkritik kondisi pendidikan di Perguruan Taman Siswa yang kini mengalami bias implementasi dan kehilangan jiwa dalam sistem pendidikan nasional. Buku ini berupaya mengembalikan makna pendidikan karakter Ki Hadjar Dewantara sebagai bagian dari perjuangan untuk menciptakan generasi yang berakhlak, beriman, dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.

Sinopsis ebook

Sinopsis Buku: Buku ini membahas konsep pendidikan karakter yang dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara melalui Perguruan Taman Siswa. Penulis menjelaskan bahwa pendidikan karakter Ki Hadjar Dewantara bukan hanya sekadar pengajaran nilai-nilai moral, tetapi merupakan pendidikan spiritual yang bertujuan membentuk insan sejati yang merdeka secara lahir dan batin. Konsep ini didasarkan pada asas Panca Darma Taman Siswa, yang meliputi metode *Ngerti, Ngrasa, Nglakoni* serta empat tahapan spiritual: *syariat, hakikat, tarikat, dan makrifat*. Penulis juga mengupas perbedaan antara *pamong semu* dan *pamong sejati*, yang menggambarkan perbedaan dalam pemahaman dan implementasi pendidikan karakter Ki Hadjar Dewantara. *Pamong semu* lebih berorientasi pada hasil dan aspek fisik, sedangkan *pamong sejati* memiliki kepasrahan dan kebersihan hati dalam menjalankan konsep pendidikan karakter tersebut. Dalam konteks era globalisasi, buku ini menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual. Penulis juga mengkritik kondisi pendidikan di Perguruan Taman Siswa yang kini mengalami bias implementasi dan kehilangan jiwa dalam sistem pendidikan nasional. Buku ini berupaya mengembalikan makna pendidikan karakter Ki Hadjar Dewantara sebagai bagian dari perjuangan untuk menciptakan generasi yang berakhlak, beriman, dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.

Setelah membeli, anda dapat membaca konten tersebut melalui aplikasi-aplikasi di bawah ini: