Pendekatan pembelajaran matematika di Indonesia secara umum masih menggunakan pendekatan yang menekankan pada proses drill and practice yakni pendekatan mekanistik atau konvensional sehingganya peserta didik diajarkan untuk menyelesaikan permasalahan layaknya mesin atau mekanik pada praktiknya penilaian dalam pembelajaran matematika tidak memperhatikan proses namun lebih menekankan kepada hasil belajar atau penilaian akhir sehingga lebih mengutamakan hafalan dari pemahaman dan pembelajaran menjadi kurang bermakna Selanjutnya pelaksanaan belajar mengajar kurang mengaitkan dengan kehidupan keseharian peserta didik dan lebih kepada textbook hal ini mengakibatkan peserta didik kurang memahami konsep dalam pembelajaran serta peserta didik memiliki kesukaan untuk menerapkan matematika kedalam keseharian Pembelajaran Matematika yang bersifat abstrak tidak hanya meminta peserta didik menghafal rumus rumus tetapi bagaimana peserta didik mampu memaknai rumus tersebut dengan menghubungkaitnya dengan kehidupan nyata Hal ini juga dukung dengan teori Van de Henvel Panhuizen bahwa anak akan cepat lupa dan tidak mampu mengaplikasikan matematika apabila mereka belajar terpisah dari pengalaman kesehariannya Ini berarti bahwa materi dalam matematika tidak hanya mengajarkan konsep materi yang abstrak atau tidak berbentuk tetapi cukup mengaitkan dengan konsep nyata Dengan demikian pembelajaran Matematika tersebut diharapkan mudah dipahami oleh siswa dan akan lebih bermakna terutama untuk peserta didik usia sekolah rendah yang masih sangat perlu ditanamkan konsep melalui contoh contoh yang bersifat konkret Pendekatan pembelajaran matematika di Indonesia secara umum masih menggunakan pendekatan yang menekankan pada proses drill and practice yakni pendekatan mekanistik atau konvensional sehingganya peserta didik diajarkan untuk menyelesaikan permasalahan layaknya mesin atau mekanik pada praktiknya penilaian dalam pembelajaran matematika tidak memperhatikan proses namun lebih menekankan kepada hasil belajar atau penilaian akhir ...sehingga lebih mengutamakan hafalan dari pemahaman dan pembelajaran menjadi kurang bermakna Selanjutnya pelaksanaan belajar mengajar kurang mengaitkan dengan kehidupan keseharian peserta didik dan lebih kepada textbook hal ini mengakibatkan peserta didik kurang memahami konsep dalam pembelajaran serta peserta didik memiliki kesukaan untuk menerapkan matematika kedalam keseharian Pembelajaran Matematika yang bersifat abstrak tidak hanya meminta peserta didik menghafal rumus rumus tetapi bagaimana peserta didik mampu memaknai rumus tersebut dengan menghubungkaitnya dengan kehidupan nyata Hal ini juga dukung dengan teori Van de Henvel Panhuizen bahwa anak akan cepat lupa dan tidak mampu mengaplikasikan matematika apabila mereka belajar terpisah dari pengalaman kesehariannya Ini berarti bahwa materi dalam matematika tidak hanya mengajarkan konsep materi yang abstrak atau tidak berbentuk tetapi cukup mengaitkan dengan konsep nyata Dengan demikian pembelajaran Matematika tersebut diharapkan mudah dipahami oleh siswa dan akan lebih bermakna terutama untuk peserta didik usia sekolah rendah yang masih sangat perlu ditanamkan konsep melalui contoh contoh yang bersifat konkret