Sinopsis: Sebuah novel yang mengguncang dan mendobrak sejarah, *Lukisan Sembilan Cahaya* menghadirkan kisah Penangsang—seorang tokoh sejarah yang misterius dan penuh teka-teki. Dalam novel ini, kisah Penangsang tidak hanya diungkap lebih dalam, tetapi juga ditemukan dalam konteks sejarah yang lebih luas, terutama dalam perjalanan kekuasaan Kesultanan Demak hingga ke Pajang. Buku ini menyoroti peristiwa kematian Penangsang, yang menjadi misteri sejarah yang hingga kini masih memerlukan penelitian dan pengkajian mendalam. Sebagian masyarakat di Jawa meyakini bahwa Penangs yang mati terbunuh di Jipang, sementara sebagian lain, khususnya di Palembang, meyakini bahwa Penangsang selamat dari pembunuhan dan hijrah ke sana. Novel ini menggambarkan kehidupan Penangsang setelah dianggap selamat, menjelajahi perjalanan, kepercayaan, dan perjuangan seorang tokoh yang menjadi simbol kekuatan dan kebijaksanaan. Dengan gaya penulisan yang mendalam dan penuh makna, *Lukisan Sembilan Cahaya* menawarkan pembaca sebuah perjalanan sejarah yang penuh warna, penuh pertanyaan, dan penuh kebenaran.
Amanat sang guru Sunan Kudus akhirnya memantapkan hati Penangsang untuk berhijrah Niat yang seakan diperkuat oleh Sunan Giri saat memintanya berziarah ke seluruh ulama Tanah Jawa para penyebar cahaya Islam sebelum hijrah Di sisi lain kemenangan Hadiwijaya tidak berujung pada ketenangan tetapi justru meruncing pada kegelisahan dan kecurigaan Sultan Pajang meyakini keraguannya bahwa yang terbunuh dalam penyerangan ke Jipang bukanlah Penangsang Jaringan mata mata Pajang pun berhasil mengendus kepergian Sang Adipati Jipang Dalam intaian bayangan pembunuhan Penangsang berusaha meneguhkan niatnya Sebuah amanat berat tengah diembannya sebagai pelanjut kekhalifahan Raden Patah di Tanah Seberang Dalam kebimbangan yang terus membayang ia mantap meninggalkan Tanah Jawa dengan berbekal pusaka Lukisan Sembilan Cahaya