Sinopsis Buku: Buku *Ngaji Ngopi (Maya Mayapada)* ini menghadirkan kumpulan diskusi dan refleksi yang mendalam mengenai berbagai topik penting dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, dan berbangsa. Dalam buku ini, penulis menjelaskan konsep hijrah sebagai kejadian sejarah yang fenomenal dalam sejarah Islam, yang melibatkan perpindahan Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Hijrah bukan hanya sekadar perpindahan fisik, tetapi juga merupakan perjuangan spiritual dan sosial yang mengubah arah sejarah umat Islam. Selain itu, buku ini juga membahas berbagai topik seperti peran santri dan pesantren dalam pembentukan karakter, hubungan antara ekologi dan industri, serta peran pawon dalam konstruksi sosial. Buku ini juga mengupas isu-isu yang relevan dengan masyarakat modern, seperti intoleransi dan kerusuhan, serta tantangan pendidikan tinggi di era kini. Buku ini disusun berdasarkan diskusi yang dilakukan dalam acara Ngaji Ngopi, yang bertujuan untuk mempertajam pemahaman dan wawasan pembaca mengenai berbagai isu sosial, budaya, dan keagamaan. Dengan gaya penulisan yang santun, mendalam, dan berbasis diskusi, buku ini menjadi sumber inspirasi bagi pembaca yang ingin memahami lebih jauh tentang identitas budaya, nilai-nilai keagamaan, dan tanggung jawab sosial dalam konteks masyarakat modern.
em Mayapada em tempat para manusia hidup dan tinggal Sudah menjadi tanggung jawab dan kehormatan manusia untuk mengelola tempat tinggalnya dengan sebaik baiknya Sebagaimana Tuhan Semesta Alam memberikan tugas kepadanya Saling berhubungan dengan baik antara manusia satu sama lain Para manusia itu membuat aturan aturan sebagai bentuk tanggung jawabnya Sayangnya aturan itu dibuat dengan kepentingan kepentingan terselubung Para penguasa yang berwenang atas sistem sistem yang berlaku tak lagi peduli dengan tanggung jawabnya dan hilanglah kehormatannya Bahkan para manusia tak lagi peduli dengan satu sama lain atau terlalu peduli hingga melupakan tanggung jawabnya sebagai penghuni em mayapada em Repot mengurusi urusan manusia manusia lain mengira bahwa tiap tiap manusia memiliki hak untuk melakukan apa pun sesuka hati dan melupakan tanggung jawab untuk menghormati dan menjaga satu sama lain para manusia itu sudah tak lagi berperikemanusiaan Dibutakan oleh paradoks paradoks kehidupan Sudah seperti hewan saling menyalahkan berebut kekuasaan memaksakan kehendaknya hingga berujung pada pertikaian kekerasan bahkan pembunuhan Bukan tabu lagi semua itu dilakukan Para manusia sudah terbiasa Beberapa mungkin sadar dan merasa teriris batinya dengan keadaan em mayapada em ini namun beberapa orang itu tak sanggup mempengaruhi para manusia yang lebih banyak jumlah dan senjatanya agar kembali menjaga kehormatannya yakni em mayapada em Padahal jika mereka mau mawas diri itu semua hanyalah kesemuan em maya em