Sinopsis Buku: Buku *Nalar Kerukunan: Merawat Keragaman Bangsa Mengawal NKRI* merupakan karya yang mengupas secara mendalam konsep kerukunan dalam perspektif agama dan kehidupan sosial. Buku ini menekankan pentingnya nalar kerukunan sebagai upaya mencegah konflik dan membangun persatuan dalam keragaman bangsa Indonesia. Dalam konteks agama, buku ini menjelaskan bahwa pesan suci agama-agama adalah untuk menyelamatkan umat manusia dan menghindari konflik, dengan mewajibkan setiap umat beragama untuk mengamalkan perintah Nabi sebagai pembawa ajaran yang humanis, serta menghargai risalah para Nabi terdahulu. Islam, sebagai salah satu agama yang diangkat dalam buku ini, dijelaskan sebagai agama yang tidak mengenal diskriminasi jenis kelamin, suku, ras, dan bangsa. Kelebihan manusia di mata Islam hanya dilihat dari kualitas ketaatan kepada Allah dan tingkat kemanfaatan terhadap sesama. Buku ini juga menekankan bahwa agama adalah jalan menuju Tuhan, tetapi bukan hanya menyediakan ruang privasi, melainkan juga mengajak umat manusia untuk berdialog dan berkolaborasi dalam menjaga perdamaian, kemakmuran, dan keberlanjutan kehidupan bersama. Selain itu, buku ini menyajikan misi profetik sebagai upaya membangun nalar kerukunan, persatuan, kemanusiaan, dan perdamaian. Konsep persaudaraan manusia, rahmatan lil ‘alamin, serta penolakan segala bentuk diskriminasi menjadi pilar utama dalam upaya mewujudkan kerukunan dan kesatuan bangsa. Buku ini juga membahas pentingnya dialogis dari hati ke hati, yang tidak hanya sekadar percakapan, tetapi melibatkan kesadaran untuk tidak larut dalam pengalaman keagamaan yang personal, namun mengarahkan pengalaman mistik perjumpaan dengan Tuhan untuk melakukan perubahan sosial, budaya, politik, ekonomi, dan intelektual menuju perdamaian dan kemakmuran bersama. Buku ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, cendekiawan lintas agama, dan masyarakat umum dalam memperkaya wawasan keagamaan, membangun solidaritas antar-umat beragama, dan merawat keragaman bangsa dalam mengawal NKRI.
Manusia sebagai makhluk beragama saat ini berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan seakan homo homini lupus manusia serigala bagi manusia lain Belakangan ini secara transparan dipertontonkan di hadapan kita di sana sini terjadi anarkisme pembakaran rumah ibadah mengusir dan membunuh orang yang sedang beribadah kekerasan terhadap pemuka agama teroris dan peledakan bom yang menewaskan banyak orang kezaliman penguasa terhadap rakyatnya rasisme penembakan imam dan pemuka agama pelarangan berhijab pelarangan berpuasa dan lain sebagainya sehingga manusia beragama haus dan dahaga terhadap perdamaian dunia Mereka sudah cukup lama membosankan hubungan persengketaan dalam beragama Satu sisi agama bisa merupakan jeritan dari manusia yang tertindas Pada sisi lain agama bisa juga menjadi sahabat setia dari mereka yang kesakitan kesepian dan yang kehilangan harga diri Agama juga tampil dalam semangat profetis yang tegar berbicara tentang perlunya pembaruan masyarakat serta mengingatkan para penguasa untuk mengedepankan perikemanusiaan universal Agama secara keseluruhan menampung seluruh pengalaman dialog yang berkesinambungan antara manusia dengan keabadian Agama dalam hubungan ini tetap merupakan ruang pembebasan di mana segala harapan dan persoalan yang mereka hadapi bisa dipikirkan secara mendalam dengan menampilkan nalar kerukunan Adakah cara yang lebih baik untuk mempersiapkan masa depan kecuali dengan nalar yang cerdik lugas dan cerdas tanpa pemaksaan dan kekerasan Adakah cara yang lebih baik untuk membangun masyarakat kecuali dengan menghargai harkat dan martabat manusia dan juga menghargai hak hidup serta integritas dari keyakinan keyakinan religius mereka Inilah poin terpenting dalam buku ini dan sayang jika Anda lewatkan